KUPANG. NUSA FLOBAMORA–Program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) yang digagas oleh Gubernur Nusa Tenggara Timur( NTT) Viktor Laiskodat mendapat respon positif oleh kelompok tani (Poktan). Salah satunya Poktan Bersatu di Desa Manusak, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang.
Program TJPS ini sungguh sangat membantu membuka wawasan petani dalam berusaha agar bisa maju dalam berpikir, berbuat dan menghasilkan.
Hal ini setidaknya diakui Ketua Kelompok Tani Bersatu, Marthen Toineno, ketika ditemui Wartawan Media ini di Lokasi TJPS di Desa Manusak, Selasa (7/12/2021).
Dikatakan Marthen bahwa program TJPS ini bertujuan untuk mensejahterakan warga dalam bidang pertanian dan peternakan.
Melalui program TJPS, lanjut Marthen, ketersediaan pakan sapi yang berkualitas bisa terjamin dan peternak dapat menghasilkan sapi potong dengan kualitas daging yang baik.
Dengan begitu harga meningkat, ekonomi masyarakat semakin baik.
Program TJPS ini juga, kata Marthen, selain untuk meningkatkan luas tanam jagung, meningkatkan produksi dan produktifitas untuk memanfaatkan musim kemarau untuk berproduksi, juga meningkatkan ketahanan pangan dan ekonomi petani serta menurunkan tingkat kemiskinan.
Dari bincang-bincang santai dengan Marthen, dia merasa bersyukur dan berterimakasih kepada Gubernur NTT. Karena dengan program TJPS petani bisa maju dalam berpikir, berbuat dan menghasilkan.
Dirinya menceritakan pengalaman bahwa hasil yang mereka peroleh dari pelaksanaan program ini luar biasa.
“Kami tanam Jagung bantuan dari Bapak Gubernur. Kami tanam perdana pada Agustus dan tanggal 5 November baru lalu, Bapak Gubernur sendiri datang untuk panen perdana,” jelas Marthen.
Ditambahkan Marthen, setelah panen jagung, lahan yang ada ditanami padi dan tahun 2022 diperkirakan sekitar Juni 2022, anggota Poktan akan persiapkan lagi tanam jagung untuk jilid 2 dan diperkirakan bulan September 2022 sudah bisa di panen.
Ditanya soal bantuan bibit dari Gubernur dan berapa lahan yang di tanam serta berapa ton yang dihasilkan, Marthen mengatakan, bahwa bantuan dari Gubernur untuk 200 Hektar.
Lahan yang di tanam ini seluas 85 Hektar dikarenakan susah air. Air selama ini diambil dari Bendungan Raknamo. Namun demikian hasilnya sesuai dengan kemauan Gubernur, yaitu satu hektare menghasilkan 3-4 ton.
Dirinya berharap agar TJPS tetap berlanjut terus dan akses jalan Kolidoki menuju ke area penanaman jagung bisa diperihatikan.
“Kami cuma minta Bapak Gubernur bisa memperhatikan jalan itu, karena pada musim panas abu dan debu. Pada musim hujan, banjir, air tergenang di jalan dan jalanan licin, banyak pengendara khususnya kendaraan roda dua harus berhati-hati bahkan ada yang karena licin, jatuh,” tutur Marthen.
Pantauan media ini, jalan menuju lokasi penanaman jagung yang jaraknya kurang lebih I km dari Jalan raya, cukup licin, berlubang dan penuh genangan air.( ER).