KUPANG. NUSA FLOBAMORA – Siapa yang tidak mengetahui jamur tiram? Makanan jenis jamur ini banyak disukai oleh masyarakat karena kandungannya yang kaya akan protein dan rasanya enak dan gurih.
Selain rasanya enak dan gurih, jenis jamur ini memiliki banyak manfaat seperti menjaga kesehatan jantung, mencegah pertumbuhan kanker, dan masih banyak lagi.
Biasanya pertumbuhan jamur tiram lebih optimal apabila lokasi budidayanya sesuai dengan habitat aslinya, yaitu di kawasan pegunungan atau di dataran dengan ketinggian antara 400-800 meter di atas permukaan air laut.
Namun tidak menutup kemungkinan jamur tersebut dapat dibudidayakan di daerah panas seperti Kupang, NTT.
Sekolah Kejuruan Pertanian di Kupang (SMKPP N Kupang) memiliki program bernama Penumbuhan Wirausahawan Muda Pertanian (PWMP).
Program ini menggiring para siswa ataupun alumni agar memiliki kemampuan dalam hal membangun sebuah usaha dan membekali mereka dalam memajukan usaha tersebut sehingga dapat menciptakan lapangan kerja melalui kerja sama tim.
Melalui program PWMP ini, diharapkan menjadi wadah bagi siswa/alumni untuk mengembangkan jiwa entrepreneurshipnya.
Salah satunya budidaya jamur ini yang dipilih menjadi ladang usaha yang cukup menjanjikan bagi sebagian mereka.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman terus mendukung usaha yang dilakukan generasi muda yang mengembangkan usahanya di sektor pertanian.
“Menjadi petani itu luar biasa dan keren karena petani bukan hanya menghidupi dirinya sendiri, tapi juga orang lain bahkan bangsa ini apalagi ditunjang dengan kemampuan IT anak-anak muda yang bisa menjadikan pertanian efektif dan efisien”, ungkapnya.
Melalui program PWMP ini, diharapkan menjadi wadah bagi siswa untuk mengembangkan jiwa entrepreneurshipnya.
Salah satunya budidaya jamur ini yang dipilih menjadi ladang usaha yang cukup menjanjikan bagi sebagian siswa.
Senada dengan hal tersebut, Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa pendidikan vokasi pertanian harus menghasilkan qualified job seekers dan creators, salah satunya dengan program PWMP ini.
“Anak-anak muda harus cinta pertanian, mereka harus bisa menggunakan teknologi dalam bertani, namanya anak milenial harus mengambil peluang sekecil apapun salah satunya melalui usaha jamur tiram ini”, tutur Dedi.
Dari dukungan program PWMP tersebut, beberapa alumni termotivasi karena sektor pasar yang sangat luas dan mendukung.
Banyak orang yang mengkonsumsi jamur, namun hanya beberapa orang saja yang membudidayakan jamur tiram.
Berdasarkan alasan tersebut salah satu alumni bernama Yance Sekon melihat peluang besar ini sehingga, budidaya jamur tiramlah yang menjadi ide bisnis bagi dia dan 2 orang temannya; Agustinus Hede dan Rio Liwe.
Yance mengatakan bahwa dirinya dan kelompoknya sudah hampir satu tahun menjalankan usaha budidaya jamur dan saat ini sudah mulai dipasarkan ke beberapa di Kabupaten Kupang.
Omzet per bulan pun bisa menembus dua juta rupiah. Walaupun sekarang dia dan kelompoknya sedang menghadapi tantangan untuk membuat kumbung (rumah produksi jamur) untuk disesuaikan dengan kelembapan yang ada serta jumlah tenaga kerja yang terbatas, tapi itu tidak menyurutkan semangat untuk terus berbisnis jamur tiram.
“Harapan kami sebagai alumni SMK PP Negeri Kupang dan wirausahawan ke depannya semoga nantinya dapat secara kontinyu mengembangkan bisnis jamur tiram ini dan bahkan bisa menjual produk olahan dari jamur tiram itu sendiri “, tutur Yance.(*/Rilis Berita SMKN PP Kupang/ER)