Kementan Gandeng GAPGINDO Sinergikan Kurikulum Lahan Marginal NTT

Kementan Gandeng GAPGINDO Sinergikan Kurikulum Lahan Marginal NTT

WAINGAPU. NUSA FLOBAMORA – Kementerian Pertanian konsisten mendukung dan menfasilitasi para agropreneur muda untuk bergerak diberbagai bidang pertanian dari hulu hingga ke hilir.

Salah satu upaya dilakukan, melalui pendidikan vokasi mulai dari Sekolah Menengah hingga Politeknik lingkup Kementerian Pertanian.

Hal ini dilakukan untuk menumbuhkan minat dan meresonansi para pemuda untuk berbisnis dan bekerja dibidang pertanian.

Untuk mempercepat melahirkan tenaga terampil yang berkualitas dan siap pakai di wilayah Indonesia Timur, dibutuhkan konsep kurikulum yang sesuai kebutuhan dunia kerja dan dunia industri.

Satu diantaranya melalui bekerjasama dengan PT. Muria Sumba Manis salah satu anggota GAPGINDO (Gabungan Pengusaha Gula Indonesia).

Perusahaan gula yang baru berdiri pada tahun 2018 dengan kapasitas produksi 12.000 TCD merupakan pabrik gula modern pertama di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT).

Perusahaan tersebut memiliki 5 area divisi/bagian usaha antara lain; 1) Plantation Development, 2) Irigation & infrastructure, 3) Planting & Upkeep, 4) Harvesting, dan 5) Sugar factory.

Dalam rangka mendapatkan tenaga terampil dan ahli dibutuhkan sinergi bersama dalam menyusun kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan tersebut.

Kegiatan berlangsung selama 4 hari mulai tanggal 21-24 Januari 2024 di Aula rapat PT. Muria Sumba Manis Waingapu Sumba Timur Nusa Tenggara Timur.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman, mengatakan kebutuhan tenaga kerja di bidang pergulaan masih sangat kurang secara nasional.

Oleh karena itu, Politeknik Kementerian Pertanian hingga SMK Pertanian diharapkan dapat memenuhi kebutuhan tersebut.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi menuturkan bahwa sekarang ini dibutuhkan sekelompok anak muda yang memiliki loyalitas dan integritas tinggi untuk memajukan sektor pertanian Indonesia.

“Sudah saatnya pertanian dikelola oleh generasi milenial yang menggunakan kreativitas dan inovasinya sehingga pertanian kedepan menjadi pertanian modern yang tak hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negerinya tetapi juga berorientasi ekspor, khususnya produksi gula” ujar Dedi.

Melalui koordinasi bersama antara dunia pendidikan vokasi bersama dunia usaha/ industri dapat menghasilkan kurikulum yang saling bersinergi dan sesuai kebutuhan perusahaan.

Untuk menciptakan kurikulum bersinergi dan selaras dengan kebutuhan di lahan kering, diadakan diskusi bersama yang melibatkan Polbangtan Bogor, Polbangtan Malang, PEPI, SMK PP Negeri Kupang, tim dari Pusat Pendidikan Pertanian bersama manajemen PT. Muria Sumba Manis.

Hasil dari penyelarasan kurikulum tersebut dapat diimplementasikan dalam rangka memenuhi kebutuhan tenaga kerja ahli, terampil bidang kompetensi yang dibutuhkan perusahaan oleh lulusan pendidikan vokasi lingkup Kementerian Pertanian.

Selain para lulusan, mahasiswa juga diberikan peluang untuk melakukan magang di pabrik gula di PT. Muria Sumba Manis, sehingga mereka dapat mengaplikasikan ilmu yang didapatkan langsung di dunia industri setelah lulus.

Diharapkan langkah ini dapat membantu mengatasi kekurangan tenaga kerja di sektor pergulaan dan meningkatkan daya saing industri.(*/Rilis Berita SMKN PP Kupang/ER)

 

error: Content is protected !!