Penjabat Gubernur NTT Ungkap Data Kabupaten Tingkat Kemiskinan Tertinggi dan Terendah

Penjabat Gubernur NTT Ungkap Data Kabupaten Tingkat Kemiskinan Tertinggi dan Terendah

KUPANG. NUSA FLOBAMORA- Penjabat Gubernur NTT, Ayodhia GL Kalake secara terbuka membeberkan data terkait kabupaten yang tingkat kemiskinan tertinggi dan terendah.

Ada beberapa kabupaten dengan tingkat kemiskinan yang tinggi yakni Sumba Tengah 31,78 persen, Sumba Timur 28, 08 persen, Sabu Raijua 28,37 persen.

Sementara kemiskinan terendah Kota Kupang 8,61 persen, Flores Timur 11,3 persen, Ngada 12,06 persen.

Hal ini diungkapkan Ayodhia GL Kalake pada acara Jumpa Pers dan Media Gathering bersama para wartawan pada Senin 22 Januari 2024 di Aula Dinas Kominfo NTT.

Adapun tema kegiatan ini yakni “Penanganan Stunting, Kemiskinan dan Kemiskinan Ekstrem, Inflasi dan Pemilu 2024”.

Dijelaskan Ayodhia, terkait dengan Program prioritas dari pemerintah NTT tahun 2024 ini dengan melihat dari prosentase produk domestik NTT tahun 2023 per Maret ada sebesar 19, 96 persen atau turun 0,27 persen dari kondisi Maret tahun 2022.

Secara umum, lanjut Ayodhia, dapat digambarkan soal data kemiskinan di NTT.

Ada beberapa kabupaten dengan tingkat kemiskinan yang tinggi yakni Sumba Tengah 31,78 persen, Sumba Timur 28, 08 persen, Sabu Raijua 28,37 persen.

Sementara data kemiskinan terendah yakni Kota Kupang 8,61 persen, Flores Timur 11,3 persen, Ngada 12,06 persen.

Dari data tersebut dapat dilihat penduduk miskin di NTT tahun 2023 per Maret sebesar 1,14 juta orang atau mengalami penurunan.

“Kita bisa melihat kabupaten dengan jumlah penduduk miskin tinggi yakni TTS 19,51 ribu, Sumba Barat Daya sebesar 101,40 ribu. Kabupaten dengan jumlah penduduk miskin terendah yakni Nagekeo 18,57 ribu, Ngada 20,57 ribu, Sumba Tengah 24,24 ribu,” jelasnya.

Terkait tingkat kemiskinan ekstrim di NTT tahun 2023, jelas Ayodhia sebesar 3,93 persen atau turun 2,63 persen terhadap kondisi tahun 2022.

“Tahun 2022 memang ada kabupaten dengan prosentase penduduk miskin ekstrim yakni Sumba Tengah 19,11 persen, TTS 13,01 persen Sumba Timur 10,40 persen. Tiga kabupaten terendah yaitu Nagekeo, Flores Timur dan Alor,” katanya.

Ditegaskan Ayodhia, ini jadi perhatian pemerintah NTT dan juga kabupaten/kota.

Diperlukan strategi khusus untuk atasi kemiskinan ekstrim juga stunting. Tentu apa yang menjadi strategi di 2024 ini semua pihak harus berkomitmen menurunkan beban ini.

Misalnya di Dinkes ada jaminan kesehatan masyarakat miskin, di Dinsos program rehabilitasi, nanti ada bantuan modal usaha berupa KUBE.

Program keluarga harapan terdaftar terpadu sosial jumlahnya 1,40 ribu KK atau 3 juta jiwa.

“Akan diverifikasi sebagai data dasar untuk bantuan seperti bantuan ibu hamil, ibu menyusui, anak anak, lansia dan stunting ada juga bantuan uang tunai jumlahnya 600.000 per jiwa oleh Kemensos melalui Posindo Indonesia,” tandasnya.(ER)

error: Content is protected !!