KUPANG. NUSA FLOBAMORA- Langkah cepat sangat dibutuhkan dalam memerangi eksploitasi dan pelecehan seksual daring terhadap anak-anak yang makin mengkhawatirkan.
Keterlibatan aktif orang tua, guru, serta pemangku kepentingan dalam melindungi generasi muda kita menjadi keniscayaan.
Menyambut Hari Anak Nasional (HAN) 2023 dan sebagai upaya melindungi anak di dunia maya, ChildFund International di Indonesia bersama mitra menyelenggarakan pelatihan Swipe Safe untuk orang muda se-Kota Kupang dari 10-11 Juli 2023.
Dalam pelatihan yang melibatkan perwakilan anak dari 51 kelurahan dan perwakilan dari 4 Gereja Ramah Anak di Kota Kupang ini, ChildFund International di Indonesia bersama Yayasan Cita Masyarakat Madani (Yacita) berkolaborasi dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Kupang.
Reny Haning, Child Protection & Advocacy Specialist ChildFund International di Indonesia menyatakan bahwa pelatihan Swipe Safe unik dan berbeda dari pelatihan keamanan berinternet lainnya.
Dijelaskannya , Swipe Safe menggunakan pendekatan pelatihan yang melibatkan orang muda secara aktif. Mereka diberikan ponsel pintar atau menggunakan ponsel-pintar mereka sendiri untuk mempraktikkan keterampilan yang diperlukan.
Pelatihan ini dipimpin oleh fasilitator sebaya yang didampingi oleh staf ChildFund.
“Anak-anak muda akan terlibat dalam berbagai aktivitas, seperti mengaktifkan fitur keamanan dan privasi pada aplikasi yang populer serta merespon kasus-kasus yang mungkin mereka hadapi,” kata Reny.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa para peserta akan dibekali pengetahuan praktis dan keterampilan diri serta komunitasnya masing-masing untuk mencegah dan menangani grooming, pelecehan, perundungan, peretasan, pelanggaran privasi, pemerasan, ancaman distribusi foto/video pribadi, pencemaran nama baik dan tindak kekerasan lainnya di ranah daring.
Reny menyatakan langkah yang ChildFund buat ini selaras dengan sub-tema HAN yang pertama dan kedua, yaitu Cerdas Bermedia Sosial Menuju Generasi Emas serta Dare to Lead and Speak Up: Anak Pelopor dan Pelapor.
Ir. Clementina R. N. Soengkono, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Kupang, menyampaikan terima kasih kepada ChildFund dan Yacita yang telah mendukung Pemerintah Daerah Kota Kupang dalam kegiatan-kegiatan terkait terciptanya lingkungan yang aman dan nyaman bagi anak khususnya di dunia online melalui Pelatihan Swipe Safe dalam rangka peringatan HAN ini.
Pemerintah Daerah Kota Kupang, dalam hal ini DP3A terus berkaloborasi dengan semua pihak termasuk organisasi non-pemerintah untuk menjadikan Kota Kupang sebagai Kota Layak Anak.
“Kami berharap, keterlibatan anak dari setiap kelurahan bisa berdampak positif kepada teman-teman mereka di kelurahan masing-masing. Mereka yang hadir bisa menjadi corong bagi teman-teman dan keluarga mereka untuk turut ambil bagian dalam mewujudkan kota yang ramah anak,” jelasnya.
Rangkaian Kegiatan Peringatan HAN di Kota Kupang
Retno Indrawati, Project Coordinator Swipe Safe ChildFund International di Indonesia, mengatakan bahwa pelatihan Swipe Safe untuk orang muda sendiri merupakan satu dari rangkaian kegiatan peringatan HAN yang diinisiasi oleh ChildFund dan mitra Yacita di Kota Kupang.
“Sejak Juni hingga 23 Juli 2023 nanti kami menyelenggarakan ragam kegiatan yang melibatkan anak, orang muda guru, sekolah, orang tua dan pemangku kepentingan terkait. Lomba konten digital dan lomba mural telah dimulai pada pertengahan Juni dan pemenangnya akan kami umumkan pada 23 Juli. Kami juga mengadakan webinar bertajuk AMBISSI: Anak Muda Baomong Internet Sehat Saat ini,” jelas Retno.
Pada 25 Juni 2023, Swipe Safe mengadakan kegiatan edukasi masyarakat selama Car Free Day di Sudirman, Jakarta dengan memasang instalasi ponsel-pintar raksasa. Sementara di Kupang, kampanye serupa akan berlangsung pada 22 Juli 2022 di halaman kantor Gubernur NTT.
“Kami berharap ini dapat mempercepat terjadinya perubahan positif dalam hal keamanan anak di ranah daring, terutama di Kota Kupang,” ujarnya.
Silvester Seno, Pimpinan Proyek Yayasan Masyarakat Cita Madani mengatakan bahwa pelibatan berbagai pihak termasuk guru, sekolah, dan pemerintah bertujuan untuk mendorong kerjasama dan dukungan dalam menciptakan dunia maya yang aman bagi anak-anak.
“Dengan bekerja bersama, kita dapat saling mendukung, berbagi sumber daya, dan mengembangkan kebijakan yang tepat untuk melindungi anak-anak dari risiko di ranah daring,” jelasnya.
Tindak Lanjut Hasil Kajian Perundungan Online
Swipe Safe sendiri merupakan sebuah program yang diinisiasi oleh ChildFund Australia sebagai proyek utama dari kampanye global Web Safe and Wise.
Program ini bertujuan untuk mencegah penyalahgunaan dan eksploitasi anak secara online. Swipe Safe memobilisasi orang tua, anak dan orang muda, sekolah, dan pemangku kepentingan lainnya untuk berperan aktif dalam keamanan anak di ranah daring.
Dengan Swipe Safe, anak muda mengembangkan kepercayaan diri dalam mengelola kehidupan online mereka dengan aman, dan keterampilan untuk tetap aman saat berinternet.
Di Indonesia, Swipe Safe diluncurkan pada Desember 2022 menyusul kajian terhadap anak dan orang muda usia 13-24 tahun di DKI Jakarta, Jawa Tengah, Lampung dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Hasil kajian terhadap 1.610 anak dan orang muda dari periode Juli-Oktober 2022 ini cukup mengejutkan, di mana 49,1% siswa sekolah menengah dan universitas telah melakukan intimidasi terhadap orang lain di internet.
Di sisi lain, 58,6% siswa telah menjadi korban perundungan online dalam tiga bulan terakhir.
Kajian juga menemukan bahwa remaja di bawah 15 tahun memiliki peluang lebih tinggi untuk menjadi korban (64,5%) dan pelaku (53,5% ) dibandingkan kategori usia lainnya.
“Yang lebih mengejutkan, Nusa Tenggara Timur disebut memiliki tingkat pelaku perundungan tertinggi (58,6%), sementara Jakarta memiliki tingkat korban perundungan tertinggi,” ujar Itha Kale, Partnership Portfolio Officer ChildFund International untuk NTT.
Karena itu, menurut Itha, implementasi program Swipe Safe di Kupang sangatlah penting dan relevan.
“Kita ingin anak dan orang muda tahu dan mempraktikkan penggunaan internet yang bertanggung jawab.S wipe Safe membantu mereka memahami etika penggunaan internet dan tanggung jawab mereka dalam mengelola informasi yang mereka temui di ranah daring,” jelasnya.
Tentang ChildFund International di Indonesia
ChildFund International merupakan lembaga pembangunan global yang berfokus pada anak. Berpusat di Richmond, Virginia, Amerika Serikat.
Ia merupakan anggota ChildFund Alliance, sebuah jejaring dari 11 lembaga pengembangan internasional berfokus pada anak yang bekerja di lebih dari 70 negara.
Dengan visi membangun sebuah dunia di mana semua anak mendapatkan hak dan menggapai potensi mereka, ChildFund berupaya membantu anak-anak yang terlantar, dikucilkan dan rentan agar memiliki kapasitas untuk meningkatkan kehidupan mereka dan peluang untuk menjadi dewasa muda, orang tua dan pemimpin yang membawa perubahan berkelanjutan dan positif di komunitas mereka.
ChildFund juga berusaha mempromosikan masyarakat yang individu dan lembaganya berpartisipasi dalam menghormati, melindungi, dan memajukan nilai dan hak-hak anak.
Di Indonesia, ChildFund secara resmi bekerja sejak tahun 1973 berdasar nota kesepahaman dengan Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Sosial Republik Indonesia.
ChildFund bermitra dengan 14 lembaga pemerhati anak untuk memperkuat kemitraan dengan komunitas, memberdayakan anak-anak, orang tua, dan pemangku kepentingan setempat untuk mempromosikan perubahan sosial yang berkelanjutan.
Hingga kini, ChildFund telah menjangkau lebih dari 5,7 juta anak dan keluarga di Indonesia. Pada tahun 2023, ChildFund bekerja di 172 desa di 30 kota/kabupaten di 8 provinsi.(ER)