KUPANG. NUSA FLOBAMORA- Tahun ini Indonesia diprediksi akan mengalami fenomena El Nino yang diperkirakan akan berlangsung dari bulan Juni hingga Agustus mendatang, El Nino yang terjadi akan berdampak pada penurunan curah hujan.
Menurut BMKG, dampak yang dapat ditimbulkan akibat terjadinya El Nino adalah kekeringan. Itu berarti bahwa sektor pertanian yang sangat mengandalkan curah hujan tentunya akan terancam.
Apabila sektor pertanian tergganggu maka ketersediaan pangan akan ikut terganggu dan mengakibatkan pasokan sembako menjadi tidak stabil.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, maka pemerintah terus berupaya untuk memastikan ketesediaan pangan utamanya dalam menghadapi cuaca ekstrem El Nino.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan bahwa salah satu upaya yang dapat dilakukan, yaitu dengan melakukan berbagai pelatihan yang dapat memberikan pemahaman terkait El Nino secara konkret dan menyeluruh.
Dengan demikian maka petani maupun penyuluh dapat menumbuhkan kepekaannya terhadap krisis dan tantangan yang akan terjadi.
“Pelatihan-pelatihan yang digelar bagi petani maupun penyuluh perlu diorganisir dengan baik agar seluruh insan pertanian memiliki kemampuan dalam mengantisipasi berbagai tantangan yang dapat muncul akibat El Nino,” ujar SYL
Ditambahkan SYL, “Fenomena El Nino adalah ancaman yang serius terhadap produksi pangan baik disubsektor tanaman pangan, peternakan dan perkebunan.
Oleh karena itu diperlukan langkah antisipasi dan adaptif dengan melakukan berbagai macam pelatihan.”
Selain itu, Prof. Dr. Ir. Dedi Nursyamsi, M.Agr selaku Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian menjelaskan bahwa El Nino adalah salah satu fenomena sebagai dampak dari climate change, selain itu ada juga La Nina dan serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang luar biasa.
El Nino merupakan fenomena kering dimana curah hujannya itu lebih kering dari biasanya.
Di sisi lain, Pertanian itu perlu air dan salah satu faktor produksi yang sangat penting.
Saat terjadi El Nino akan menjadi masalah yang sangat besar, begitu air terganggu maka produktivitas terganggu artinya produksi menurun secara drastis.
“Sebagai insan Pertanian, petani dan Penyuluh wajib tahu dan paham apa yang harus dilakukan. Sekarang bahkan bukan hanya antisipasi tetapi juga adaptasi dan mitigasi. Karena hanya itulah yang bisa dilakukan agar produktivitas pertanian bisa dipertahankan,” ungkapnya.
Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) bidang Pelatihan yang bernaung di bawah BPPSDMP Kementerian Pertanian turut berperan aktif dalam melakukan pelatihan yang berkaitan dengan antisipasi El Nino.
Salah satunya melalui Pelatihan kewirausahaan Pakan Ternak Berbasis Sumber Daya lokal Antisipasi El Nino Bagi Non Aparatur Angkatan IX di Kabupaten Malaka.
Kegiatan pelatihan Kewirausahaan bagi petani dimaksudkan untuk membangun penumbuhan dan pengembangan jiwa wirausaha bagi petani dibidang kewirausahaan pertanian yang dapat diwujudkan dalam bentuk bisnis dan sebagainya.
Pengembangan peluang bisnis bagi petani perlu dilakukan sehingga nantinya mampu menjadi job creator di sektor pertanian.
Dengan dilaksanakannya Pelatihan Kewirausahaan ini diharapkan peserta dapat berinovasi memproduksi pakan ternak dengan berbasis pada sumber daya lokal yang tentunya secara kualitas tidak kalah dengan pakan toko.
Selain itu, melalui pelatihan ini peserta juga mampu memproduksi pakan ternak dengan biaya produksi yang lebih murah.
Pelatihan ini bertujuan agar peserta dapat memahami dan memiliki kemampuan dalam mengelola pakan dengan menggunakan sumber daya lokal.
Dengan keahlian tersebut peserta akan mampu menjadi pelaku usaha yang professional dalam pertanian yang terintegrasi, inovatif, mandiri dan berdaya saing.
Pembukaan pelatihan kewirausahaan pakan ternak berbasis sumberdaya lokal antisipasi el nino bagi non aparatur angkatan IX yang digelar oleh BBPP Kupang dihadiri oleh Kepala BBPP Kupang Dr. Ir. Yulia Asni Kurniawati, M.Si beserta tim, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Malaka yang diwakili oleh Kepala Bidang Penyuluhan Primus Yohanes Nahak. Pelatihan ini diikuti oleh 30 orang petani dari Kabupaten Malaka.
Dalam sambutannya, Primus menyampaikan rasa terima kasih kepada BBPP Kupang yang sudah mengalokasikan pelatihan di Kab. Malaka.
“Kepada peserta harus bersyukur karena kalian adalah orang-orang terpilih dari kelompoknya untuk mengikuti pelatihan, sehingga harus ikut pelatihan dengan serius. Selain itu kepada BBPP Kupang, kami sangat berharap agar kedepannya tidak hanya pelatihan bagi non aparatur yang dialokasikan namun juga dapat dialokasikan pelatihan bagi penyuluh yang berada di Kab. Malaka,” ujarnya
Kepala BBPP Kupang Dr. Ir. Yulia Asni Kurniawati, M.Si yang juga turut hadir dan membuka kegiatan tersebut menyampaikan bahwa ancaman El Nino yang akan terjadi harus diantisipasi dengan baik.
“Ancaman El Nino harus diantisipasi dengan baik, untuk sektor peternakan adalah dengan menjaga ketersediaan pakan pada puncak musim kemarau. Selain itu bahwa dengan tingginya harga pupuk maka pemeliharaan ternak secara intensif akan memudahkan dalam mendapatkan pupuk organik untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia. Dengan demikian pupuk organik merupakan hasil peternakan yang dapat menghasilkan uang setiap harinya, sebelum ternak tersebut dijual.” pungkasnya.(*/Rilis Berita BBPP Kupang-HG/ER)