KUPANG. NUSA FLOBAMORA- Padi merupakan komoditas yang sangat strategis di Indonesia. permintaan terhadap beras, yang merupakan produk olahan padi, akan terus meningkat seiring dengan peningkatan pertumbuhan penduduk mengingat sebagian besar masyarakat Indonesia masih mengkonsumsi beras sebagai makanan pokok.
Namun produktifitas padi saat ini terancam menurun di karenakan perubahan iklim yang tidak menentu pada tahun 2023 ini di prediksi terjadinya El Nino dan La Nina merupakan dua fenomena iklim yang biasa terjadi secara periodik dan harus segera diambil langkah mitigasi untuk mengurangi resiko, adaptasi, dan antisipasi dampak iklim El Nino terhadap sektor pertanian.
Berdasarkan prediksi global International Research Institute (IRI) for Climate and Society dan juga BMKG bahwa saat ini telah terjadi penguatan intensitas El Nino dengan perkiraan puncak El Nino terjadi pada Agustus 2023 dan berdampak menurunnya produksi dan ketersediaan pangan sebesar 20-30%.
Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo menyampaikan bahwa saat ini pembangunan pertanian dihadapkan pada tantangan yang semakin berat, yaitu adanya perubahan iklim dan iklim ekstrim kekeringan (El-Nino).
” Fenomena el nino merupakan ancaman serius terhadap produksi pangan, baik di subsektor tanaman pangan, peternakan dan perkebunan. Oleh karena itu, sekali lagi diperlukan langkah antisipasi dan adaptasi dengan pelatihan petani dan penyuluh,” ungkap SYL
Ditambahkannya ” ada beberapa upaya yang dapat kita dilakukan, diantaranya yaitu dengan melakukan peningkatan ketersediaan air dengan membangun/memperbaiki embung dan parit, sumur dalam, sumur resapan, saluran irigasi, introduksi varietas tahan kering, perlu dilakukan percepatan tanam untuk mengejar sisa hujan serta pengembangan komoditas 1000 hektar dan pengembangan pupuk organik secara masif dan mandiri” tutur SYL
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengaku telah menginstruksikan kepada jajarannya untuk mempersiapkan mitigasi menghadapi musim kemarau ekstrem atau El Nino yang diperkirakan akan mencapai puncaknya Agustus mendatang.
“Saya meminta kepada jajaran untuk menyiapkan langkah mitigasinya. Dan saya kira, langkah-langkah tersebut telah disiapkan dengan baik. Kita berharap dampak yang ditimbulkannya tidak akan mengganggu ketahanan pangan nasional,” kata Mentan Syahrul.
Senada dengan Menteri pertanian SYL Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi menjelaskan, masa musim kemarau ekstrem mulai melanda Indonesia pada akhir Mei hingga awal Juni. Hanya saja, skalanya masih rendah.
“Fenomena ini akan semakin menguat, hingga puncaknya terjadi pada Agustus-September. Oleh karenanya, seluruh stakeholder pertanian harus mengerti dan paham apa itu El Nino,” terang Dedi.
Dedi berharap langkah mitigasi dan adaptasi yang telah disiapkan Kementan dapat diimplementasikan dengan baik di lapangan. Sebab, air merupakan faktor produksi penting dalam pertanian.
“40 persen faktor peningkatan produktivitas pertanian itu berasal dari pengairan atau irigasi. Maka keberadaannya sangat vital. Oleh karenanya El Nino ini harus diantisipasi dengan baik, karena sebagian besar sistem pengairan pertanian kita mengandalkan curah hujanJika air hujan berkurang, maka pertanian akan mengalami penurunan yang signifikan. Secara otomatis, produktivitas pertanian akan terancam, ” terang Dedi.
Menyikapi hal tersebut Balai besar Pelatihan Peternakan Kupang menyelenggarakan Pelatihan Kewirausahaan Budidaya Tanaman Padi Antisipasi Elnino bagi Non Aparatur Angkatan III di Kab. Sumba Tengah diikuti oleh 30 orang peserta yang telah berlangsung pada tanggal 22 sd 24 Mei 2023.
Pelatihan ini bertujuan untuk membekali peserta dengan pemahaman yang lengkap mengenai budidaya tanaman padi yang baik, cara-cara antisipasi terhadapa elnino dll.
Kegiatan pelatihan dibuka oleh Kepala BBPP Kupang Dr. Ir. Yulia Asni Kurniawati, MSi di dampingi oleh Kepala Dinas pertanian dan ketahanan Pangan Sumba Tengah Nyong umbu K .pari, S.TP.
Dalam Sambutannya Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Sumba Tengah Nyong umbu K .pari, S.TP menyambut baik adanya kegiatan pelatihan ini.
“Saya mewakili teman-teman di Sumba Tengah sangat berterimaksih dengan adanya pelatihan ini karena pelatihan ini sangat dibutuhkan oleh petani agar dapat di aplikasikan ke kehidupan sehari-hari sehingga dapat meningkatkan kapasitas petani itu sendiri,” ungkap Umbu Pari.
Ia menambahkan “Kami pesankan kepada peserta agar tetap semangat, dan harus bersyukur kab. Sumba Tengah mendapat dua angkatan pelatihan oleh karena itu gunakanlah kesempatan ini sebaik baiknya karena masih banyak kabupaten belum mendapat kesempatan ini”.
Selain itu Ka BBPP Kupang Dr. Ir. Yulia Asni Kurniawati, MSi. dlm sambutannya menyampaikan bahwa dengan adanya perubahan iklim yang tidak menentu dan akan adanya kemarau panjang perlu dilakukan langkah-langkah antisipasi.
“Dalam sektor pertanian, El Nino dapat menjadi tantangan besar karena dapat mengganggu pola cuaca yang berdampak pada produksi pertanian dan kesejahteraan petani. Oleh karena itu, pemantauan dan pemahaman yang baik tentang El Nino sangat penting agar dapat mengambil langkah-langkah pencegahan dan penyesuaian yang tepat untuk mengurangi dampaknya ” ungkap Dr. Yulia
Menurutnya, dengan mengambil langkah-langkah tersebut, petani dapat meningkatkan ketahanan terhadap dampak El Nino dan menjaga produktivitas sektor pertanian.
“Penting untuk melakukan perencanaan yang baik dan beradaptasi dengan perubahan iklim guna menjaga keberlanjutan dan ketahanan pangan,” papar Dr. Yulia.
Ditambahkannya El Nino yang diprediksi terjadi pada musim kemarau tahun 2023 fenomena El Nino adalah kondisi musim kemarau menjadi lebih panjang dan sebaliknya, La Nina mengakibatkan musim hujan seakan menjadi lebih lama karena hujan tetap turun meskipun sedang kemaraudan segera buat antisipasinya.
“Kita harus mempersiapkan sumur-sumur pantek di wilayah-wilayah yang akan mengalami dampak pemanjangan musim kering, sumur-sumur resapan air, untuk jangka panjang mestinya Selain itu menyiapkan jenis-jenis tanaman pangan yang lebih adaptif terhadap kekeringan yakni mengganti jenis-jenis varietas tanaman yang biasa ditanam dengan varietas-varietas yang tahan terhadap kondisi kering,” jelasnya.
Pada pelatihan ini disampaikan sejumlah materi oleh Longginus Lengi, M.Si selaku Widyaiswara Ahli Madya antara lain budidaya tanaman padi yang baik, pemupukan, dan langkah antisipasi terhadap elnino dan materi lainnya.(*/Rilis Berita BBPP Kupang-AD/ER)