Kementan Latih Petani NTT Manfaatkan Teknologi Smart Farming

Kementan Latih Petani NTT Manfaatkan Teknologi Smart Farming

KUPANG. NUSA FLOBAMORA – Demi mewujudkan tujuan pembangunan Pertanian Indonesia yang salah satunya adalah terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat, Kementerian Pertanian terus berupaya meningkatkan pemberdayaan masyarakat.

Khususnya petani dan peternak kecil yang melakukan pengelolaan sektor pertanian dan peternakan skala kecil untuk juga mampu menghasilkan produk pertanian yang berkualitas, mampu bersaing dipasaran dan terjaga kelestariannya sehingga terus dapat dilanjutkan.

Untuk meningkakan pemberdayaan masyarakat tani kecil inilah program READSI hadir untuk memfasilitasi upaya peningkatan Sumber Daya Manusia Pertanian masyarakat melalui pelaksanaan berbagai program.

Seperti pelatihan teknis bidang pertanian dan peternakan baik bagi petani maupun penyuluh dan fasilitator desa yang mendampingi masyarakat dalam melakukan kegiatan pertanian secara langsung dilapangan.

Program READSI (Rural Empowering and Agricultural Development Scaling) merupakan program milik Kementerian Pertanian bekerjasama dengan International Fund for Agricultural Development (IFAD).

Kehadirannya untuk meningkatkan pemberdayaan Petani kecil, meningkatkan pendapatan rumah tangga sehingga berimbas pada peningkatan kesejahteraan dan peningkatan taraf hidup masyarakat tani kecil.

Sesuai dengan tujuan pembentukannya, Program READSI terus melaksanakan berbagai program untuk meningkatkan pemberdayaan petani kecil.

Pelatihan Smart Farming bagi Petani di wilayah Program READSI adalah salah satu kegiatan yang dilaksanakan di awal Tahun 2023 ini.

Tujuan Pelaksanaan Kegiatan ini adalah meningkatkan pemahaman masyarakat terkait pemanfaatan teknologi dalam melakukan pengelolaan pertanain demi menghasilkan produk pertanian yang berkualitas, dilakukan dengan proses pengelolaan yang efisien serta mampu bersaing dengan produk lain dipasaran.

Selain itu dengan memanfaatkan teknologi pertanian yang semakin pesat perkembangannya, produktivitas sektor pertanian dapat digenjot secara maksimal dan usaha dibidang pertanian dapat dipertahankan kualitas dan kontinuitasnya.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mengatakan, saat ini para generasi muda telah masuk di era teknologi digital, sehingga perlu beradaptasi dalam memanfaatkan peluang dan memenangkan kompetisi.

“Pertanian saat ini tidak sama lagi dengan pertanian sebelumnya. Kita masuk pertanian internet of thinking, menggunakan artificial intelegent, satelit sudah main. Pertanian itu keren,” ujar Mentan.

Sedangkan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan Smart farming adalah konektivitas platform dengan sebuah perangkat teknologi seperti tablet, handphone, dan gadget yang berbasis android lainnya. Berfungsi untuk mengumpulkan informasi seperti status hara tanah, kelembapan udara, cuaca, dan lain sebagainya.

Data tersebut muncul dari perangkat yang tertanam pada lahan pertanian sehingga dalam prakteknya smart farming menggunakan gabungan antara platform berbasis internet of things dengan mesin pertanian.

Hal tersebut berfungsi agar kegiatan pertanian dapat selaras, tidak secara tradisional dan manual melainkan menggunakan teknologi.

Dalam kegiatan Pembukaan Pelatihan Teknis Smart Farming bagi Petani di Wilayah Program READSI, Dedi Nursyamsi juga menyampaikan peran penting adaptasi insan pertanian terhadap perkembangan teknologi dalam hal efisiensi waktu dan tenaga kerja yang dubutuhkan dalam melakukan suatu kegiatan produksi pertanian.

Menurutnya jika pemanfaatan Internet of Things dalam pengelolaan pertanian dilakukan secara baik, tujuan pembangunan pertanian Indonesia dapat tercapai karena dengan efisiensi waktu dan jumlah pekerja, keuntungan yang diperoleh dari suatu produksi komoditas pertanian semakin besar sehingga berimbas pada kesejahteraan masyarakat.

Kepala Pusat Pelatihan Pertanian, Muhammad Amin, dalam kegiatan Pembukaan Kegiatan Pelatihan ini menyampaikan bahwa Kegiatan Pelatihan Teknis Smart Farming bagi Petani di Wilayah Program READSI ini terlaksana atas kerjasama yang baik antara Pusat Pelatihan Pertanian Badan Penyuluhan dan pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian dengan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pelatihan milik BPPSDMP Kementerian Pertanian di wilayah pelaksanaan kegiatan pelatihan khususnya Balai Besar Pelatihan Peternakan Kupang dan Balai Besar Pelatihan Pertanian Batangkaluku serta Pemerintah daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah dan Gorontalo.

Kegiatan Pelatihan Teknis Smart Farming bagi Petani diwilayah Program READSI khusus untuk Provinsi Nusa Tenggara Timur dilaksanakan di Balai Besar Pelatihan Peternakan Kupang dan direncanakan untuk dilaksanakan selama 7 hari mulai tanggal 8 – 14 Maret 2023.

Adapun jumlah peserta sebanyak 30 orang berbasal dari 2 kabupaten wilayah Program READSI yakni Kabupaten Kupang dan Kabupaten Belu.(*/Rilis Berita BBPP Kupang/ER)

error: Content is protected !!