KUPANG. NUSA FLOBAMORA – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Kupang telah menetapkan perubahan komposisi daerah pemilihan (Dapil) Kota Kupang pada Pemilu 2024.
Kecamatan Kelapa Lima dan Kota Lama yang sebelumnya satu dapil kini harus dipisah. Kota Lama digabung dengan Kecamatan Kota Raja dan masuk Dapil V.
Akibat penggabungan ini, sejumlah incumbent bakal ‘saling bunuh’. Pasalnya, ada beberapa incumben dari dapil Kelapa Lima-Kota Lama pada Pemilu 2019 memiliki basis pendukung mayoritas di Kecamatan Kota Lama akan hijrah ke Dapil Kota Raja-Kota Lama.
Mereka bakal berhadapan dengan incumben dari partai yang sama di dapil tersebut.
Anggota DPRD Kota Kupang dari Fraksi NasDem, Jabir Marola yang juga incumben kepada Media ini, Kamis (16/2/2023) menyampaikan bahwa dirinya tidak gentar dengan perubahan dapil tersebut.
Ia mengatakan dirinya siap jika ada perubahan dapil. Ia siap mencalonkan diri dari Dapil Kota Lama-Kota Raja.
Menurutnya, semua calon anggota DPRD memiliki hak yang sama untuk mendapatkan kursi.
“Pada prinsipnya semua caleg punya peluang yang sama. Kebetulan Kota Lama gabung ke Kota Raja dan saya pasti maju di Kota Lama dan Kota Raja,” ungkapnya.
Menurutnya, untuk meraih kursi di legislatif khususnya incumben tentu tergantung masyarakat apakah masih mempercayakan atau tidak. Kuncinya tetap berbuat semaksimal mungkin untuk warga.
” Semuanya dikembalikan kepada warga yang punya hak memilih. Untuk maju kembali di pileg mendatang saya tidak ada persiapan khusus tetapi sebagai wakil di dewan yang telah dipercayakan warga wajib untuk turun melihat dan mendengar apa yang dibutuhkan agar bisa dibantu,” ujar Jabir yang selama di dewan duduk di Komisi III dan IV ini.
Dirinya menuturkan, pola pendekatan yang dia lakukan adalah dari hati hati termasuk melakukan edukasi pemikiran warga.
“Saya kali ini maju untuk periode ketiga di DPRD Kota Kupang. Pola yang dilakukan mendengar, memperhatikan dan membawanya dalam doa,” ujarnya santai.
Tentang apa saja yang telah dilakukannya selama ini, Jabir menjelaskan cukup banyak walaupun belum semua terpenuhi. Pasalnya di lembaga dewan sebanyak 40 orang tentu misi politiknya beda-beda.
“Saya memanfaatkan masa reses lebih optimal karena langsung mendengar dan melihat kebutuhan warga apalagi dengan pokok pikiran atau pokir yang disampaikan wakil rakyat ke pemerintah. Hal yang paling mendasar yang disampaikan warga ketika reses adalah kebutuhan air bersih, lampu, jalan, birokrasi talalu bertele-tele. Ini yang terus saya perjuangkan,” pungkas Jabir.(ER)