Ketua HKTI Provinsi NTT, Julie Sutrisno Laiskodat foto bersama pengurus HKTI NTT, Kamis (29/12/2022)
KUPANG. NUSA FLOBAMORA – Satu lagi inovasi yang dilakukan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam upaya mendorong pengembangan pertanian di NTT.
Inovasi dimaksud adalah pengembangan mekanisasi pertanian berbasis organik. Dalam agenda HKTI NTT program ini dimulai pada 2023 mendatang dengan satu atau dua kabupaten dijadikan pilot project atau proyek percontohan.
Ketua HKTI Provinsi NTT, Julie Sutrisno Laiskodat menyampaikan ini di Sekretariat HKTI NTT di Jalan Palapa, Kota Kupang, Kamis (29/12/2022).
Bunda Julie sangat antusias mendorong pengembangan demonstration plot (Demplot) berbasis organik tentunya dalam pendampingan.
Menurut Ketua Dekranasda NTT ini, polanya bisa melalui kerja sama dengan pihak ketiga seperti lembaga swadaya masyarakat (LSM) atau perusahaan yang benar- benar konsen di bidang pertanian.
Dikatakan Bunda Julie, pengembangan demplot ini akan dilakukan secara bertahap dan untuk tahap pertama dilaksanakan di satu atau dua kabupaten.
“Kita tentu prioritaskan pada lahan dan petani yang siap kembangkan mekanisasi pertanian berbasis organik, ini” kata Bunda Julie.
Anggota DPR RI Fraksi NasDem ini menandaskan, tentang sudah ada 10 hektar lahan di Kabupaten Manggarai yang siap kembangkan demplot organik, tentu perlu dilengkapi data- data pendukung yang dibutuhkan.
“Termasuk di dalamnya adalah komitmen petani untuk kembangkan pola pertanian berbasis organik,” ujar anggota Komisi IV DPR RI ini.
Karena bicara organik, lanjut Bunda Julie, harus dimaknai secara menyeluruh mulai dari pengolahan lahan, penyiapan benih sampai pada produk yang dijual bahkan hingga dihidangkan.
“Semua produk organik yang dikembangkan harus melalui uji laboratorium sehingga produk yang dijual benar- benar terseleksi dan memenuhi syarat,” katanya.
Ia menjelaskan, pengembangan demplot sebagai model pertanian berbasis organik ini akan dimulai pada tahun 2023 mendatang.
Dengan pola ini, HKTI ingin mengubah mindset petani tentang pupuk kimia dan mau cepat produksi tapi mengabaikan aspek kesehatan.
“Jika pengembangan demplot ini berhasil dan meluas, kita bisa pakai dana aspirasi sebagai anggota DPR RI untuk membantu para petani,” janji Julie.
Lebih lanjut ia menyampaikan, dengan mengembangkan demplot berbasis organik, HKTI NTT siap menularkan ilmu dan pengetahuan tentang pertanian ke petani dan coba memfasilitasi mata rantai masalah yang dihadapi petani selama ini.
Pada kesempatan itu Julie mengungkapkan, HKTI NTT juga akan menjual benih atau bibit dan produk pertanian organik.
Tempat penjualannya di Kantor Sekretariat HKTI NTT. Harga jualnya tentu lebih tinggi dari harga pasar tradisional agar kehadiran HKTI tidak menjadi pesaing bagi para pedagang sayur(*/ER)