KUPANG. NUSA FLOBAMORA -Masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) diminta tetap waspada dan siaga terhadap potensi cuaca ektrem yang melanda wilayah ini sepekan kedepan hingga awal Januari 2023.
“Cuaca ekstrem masih melanda wilayah NTT. Kami terus lakukan monitor hingga 2 Januari 2023,” kata Kepala BMKG Stasiun Eltari Kupang, Agus Sudiono Abadi kepada wartawan, Kamis, 28 Desember 2022.
Saat ini, menurut dia, NTT masih di kondisi merah, namun seiring berjalannya waktu ada perubahan-perubahan cuaca akan terus disampaikan ke masyarakat.
BMKG Jakarta telah merilis cuaca ektrem akan terjadi pada 28 Desember 2022 hingga 2 Januari 2023.
“Cuaca ekstrem melanda wilayah Jabodetabek, Jawa seluruhnya, NTB dan NTT,” jelasnya.
Potensi cuaca, terus menunjukan peningkatan bibit siklon hingga lahirnya tropical siklon.
Ada beredar video bahwa 24-25 Desember akan ada badai besar. Tapi ternyata tropical siklonnya lahir pulang ke kampungnya Australia.
“Kita hanya rasakan dampaknya yakni hujan besar disertai angin,” katanya.
Sedangkan menjelang tahun baru, jelasnya perkembangan potensi cuaca ekstrem di wilayah NTT. Dilihat dari sistem klimatologisnya, hampir seluruh wilayah NTT sudah masuk musim penghujan, dan pucaknya musim hujan pada Desember 2022 hingga Januari 2023.
Dilihat dari sisi klimatologinya, lanjutnya potensi hujan dengan instensitas ringan hingga sangat lebat, masih melanda seluruh wilayah NTT sepekan kedepan.
“Kami biasanya keluarkan peringatan dini 7 harian, 3 harian, 1 harian dan 3 jam. Itu kita update,” jelasnya.
Dia juga meminta warga untuk mengantisipasi potensi angin kencang yang terasa dalam beberapa hari ini.
Prakiraan kecepatan sepekan kedepan berada di arah barat, dan barat laut dengan kecepatan 10-25 knot atau 10-45 Km per jam.
“Angin maksimal dapat mencapai 50 K. Perjam,” katanya.
Sedangkan gelombang tinggi, Jumat 30 Desember, hampir semua wilayah NTT mengalami gelombang tinggi.
Gelombang sangat tinggi berada di Samudera Sumba, Sabu, Samudera Hindia, Selatan Kupang dan Rote, dengan arah angin bertiup daei arah barat hingga barat laut dengan kecepatan 8-30 knot.
“Tanggal 31 Desember yang perlu diwaspadai tinggi gelombang 5-6 meter atau yang ekstrem berada di Samudera Hindia, Sabu, dan selatan Sumba,” jelasnya.
Karena itu, direkomendasikan agar selalu memantau perkembangan cuaca dan peringatan dini dari BMKG yang merupakan bagian deteksi dini terhadap potensi bencana.(ER)