KUPANG. NUSA FLOBAMORA – Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat menghadiri pelantikan dan pengukuhan Pengurus Perhimpunan Periset Indonesia (PPI) Provinsi Nusa Tenggara Timur Periode 2022-2025, pada Senin (21/11/2022) di Hotel Neo El Tari Kupang.
Pelantikan Pengurus PPI Provinsi NTT tersebut berdasarkan Surat Keputusan Perhimpunan Periset Indonesia Nomor: KEP-25/PP/PPI/XI/2022 tentang Susunan Pengurus Perhimpunan Periset Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur periode 2022-2025.
Pengukuhan dan Pelantikan Pengurus PPI Provinsi NTT tersebut diawali dengan pembacaan naskah pengukuhan oleh Ketua Umum PPI, Ir. Syahrir Ika, MM.
Selanjutnya pembacaan Ikrar Pengurus Perhimpunan Periset Indonesia yang serentak diikuti oleh seluruh seluruh Pengurus PPI Provinsi NTT dan dilanjutkan penandatanganan Pakta Integritas.
Kemudian penyematan Pin serta penyerahan bendera PPI yang dilakukan oleh Ketua Umum PPI, Ir. Syahrir Ika, MM kepada Ketua Pengurus PPI Provinsi NTT, Ir. Evert Y. Hosang, M.Si., Ph.D.
Acara Pelantikan itu diakhiri dengan menyanyikan lagu Mars Periset oleh seluruh Pengurus Perhimpunan Periset Indonesia.
Gubernur NTT dalam sambutannya pada acara Pengukuhan dan Pelantikan Pengurus PPI Provinsi NTT tersebut mengingatkan kepada para Pengurus PPI NTT agar memanfaatkan semaksimal mungkin berbagai hasil riset untuk kemajuan pembangunan di NTT.
Dikatakan Gubernur bahwa peradaban bangsa atau daerah maju itu adalah karena adanya riset. Karena dengan riset, kita paham dan tahu segala sesuatu yang Tuhan ciptakan.
Dan kita ketahui bersama bahwa daerah yang miskin itu karena tidak dikerjakan oleh intelektual dan riset yang baik.
“Oleh karena itu, saya ingatkan disini, bahwa para Periset harus berkembang, inovatif, agar hasil ide, gagasan dan risetnya dapat berguna dan memberi dampak positif bagi peningkatan pembangunan ekonomi di Provinsi ini,” jelas Gubernur VBL.
Ia juga menegaskan bahwa hasil riset dan penelitian tidak boleh hanya disimpan di Perpustakaan dan Kampus.
Dirinya berharap dunia Kampus dan Periset juga harus berubah. Salah satu kendala di NTT adalah karena banyak orang yang pintar membaca, menulis dan mengingat tapi tidak bisa bekerja sesuai hasil penelitian dan risetnya.
Karena itu yang dibutuhkan di NTT adalah implementasi dari ilmu yang dipelajari harus memiliki imbas langsung kepada kesejahteraan masyarakat di daerah.
“Banyak bidang yang belum dioptimalkan melalui riset di NTT. Pertanian, perikanan, peternakan, pariwisata. Semua bidang potensial itu jika diriset dengan baik maka hasilnya Provinsi ini akan jadi Provinsi hebat. Namun semua itu juga dapat terwujud jika kita kerjakan secara kolaboratif, tidak sendiri-sendiri.” tambahnya.
Ketua Umum PPI, Syahrir Ika pada kesempatan tersebut juga berharap pengurus baru ini dapat mewujudkan periset Indonesia yang beretika, profesional, berdaya saing global, serta mendukung kemajuan dan kemandirian bangsa dan khususnya berkontribusi bagi NTT.
Dia memotivasi pengurus agar dari Nusa Tenggara Timur bersama-sama wujudkan visi tersebut dengan merapatkan barisan, bekerja sama untuk membangun NTT pada khususnya dan seluruh wilayah Indonesia pada umumnya.
“Saya berharap Pengurus Periset NTT dapat bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi NTT dan menghasilkan sesuatu yang luar biasa bagi daerah ini. Saya nantikan itu.” ucap Syahrir.
Sedikit informasi mengenai PPI. Organisasi ini merupakan penjelmaan dari yang dahulunya disebut dengan Himpenindo (Himpunan Peneliti Indonesia).
Setelah era BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) terbentuk, Himpenindo berubah menjadi PPI.
PPI juga bermitra dengan BRIN dalam menegakkan Kode Etik dan Kode Perilaku Periset (KEKPP).
Kemudian, PPI memperjuangkan terpenuhinya kesejahteraan perlindungan hukum dan HAM, serta hak intelektual bagi periset terkait dengan tugas-tugas penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan hasil riset.(*/ER)