KUPANG. NUSA FLOBAMORA – Salah satu kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dari Dapil Sumba yang kini duduk di kursi DPRD NTT yakni Dominggus Dama, SST.MT menyampaikan testimoni soal keberadaannya di Partai Berlambang Ka’abah ini.
Ia menilai PPP saat ini telah berubah karena merangkul semua agama untuk bersama membesarkan partai ini dalam meningkatkan kesejahteraan warga secara umum.
Partai ini sudah sangat nasionalis sudah dirasakannya sendiri bahkan seluruh pengurus partai dikantong Kristen dipercayakan kepada kader beragama Kristen yang jadi ketua.
Demikian penegasan Dominggus Dama kepada Wartawan saat jumpa pers di Sekretariat DPW PPP NTT, Senin (7/11/2022) petang.
Dijelaskan Dama, pada pemilu 2024 nanti ada dua hajatan yang akan dilaksanakan yakni pemilu legislatif pada Februari dan Pemilu presiden juga kepala daerah digelar pada November 2024.
Terkait dengan hajatan ini, kata Dama, tentu Partai Persatuan Pembangunan (PPP) juga ikut terlibat dalam upaya memenangkan kader untuk duduk di kursi legislatif maupun eksekutif.
Untuk dia pribadi, kata Dama, soal memilih Legislatif atau eksekutif Ia tentu tidak bisa mengambil sikap pilihan.
Ini karena dua hajatan ini berlangsung dalam waktu berbeda sehingga baginya bisa ikut kedua hajatan tersebut.
“Jika diminta memilih maka saya lebih memilih maju di Pilkada tetapi atas perintah ketua umum bahwa semua kader keroyok sukseskan hajatan pileg maka saya siap juga ikut kompetisi pemilu legislatif di Februari 2024,” jelas Dama.
Berkaitan dengan keberadaan PPP sebagai partai bernafaskan religius dalam hal ini Islam, dirinya sejak dulu berfikir demikian bahwa seluruh AD/ART bernafaskan religius.
Namun sepanjang pengalamannya bergabung di PPP tidak merasakan bahwa partai ini Islami tetapi justru sangat nasionalis dimana telah berbenah diri secara total menerima perubahan.
“Saya lihat ini partai bukan milik orang Islam tetapi milik semua kalangan. Karena negara ini merupakan negara Berbhineka Tunggal Ika yang mempersatukan semua tanpa ada perbedaan,” jelasnya.
Keterbukaan partai inipun terbukti sebelum dirinya terpilih menjadi anggota DPRD NTT ada 3 anggota dewan yang beragama Kristen dari dapil Sumba terpilih dari PPP. Sehingga dia merasakan bahwa bicara soal nasionalis maka PPP paling pas karena menerima semua agama serta golongan tanpa mengintervensi.
“Selama saya berada di PPP tidak pernah ada pengurus perintahkan untuk urus kegiatan bernafaskan Islam atau kegiatan lain-lainnya. Malah pimpinan PPP NTT mendorong agar pengurus PPP dikantong Kristen ketuanya dipimpin orang beragama Kristen. Jadi bicara nasionalis maka saya rasa hanya PPP,” katanya.
Dirinya melihat PPP adalah Partai Persatuan Pembangunan bukan Partai Persatuan Islam sehingga persatuan inilah yang menjadi dasar untuk membangun secara nasional bukan beragama.
Dia mengajak mari semua orang Kristen jangan menilai bahwa PPP ini milik orang Islam saja tapi partai ini milik bersama yang harus bangun bersama dan bangkit bersama dalam kemajuan bagi NTT maupun nasional.
Soal strategi sehingga mampu mendulang suara begitu tinggi dan menghantarnya masuk ke DPRD NTT, Dama menjelaskan pemilih tidak melihat partai atau melihat agama tetapi yang dilihat adalah figur.
Kuncinya bagaimana meyakinkan pemilih bahwa partai ini sangat terbuka dan siap menjawabi kebutuhan hidup menuju sejahtera.(ER)