KUPANG. NUSA FLOBAMORA – Sebanyak 90 peserta baik guru maupun kepala sekolah jenjang pendidikan PAUD sampai SLTA dari Rote Ndao dan Kota Kupang mendapat pengetahuan kurikulum pembelajaran dan asesmen sekolah penggerak Angkatan I tahun kedua.
Pelaksanaan lokakarya ini bertujuan membekali pengetahuan kurikulum sejalan dengan penerapan kurikulum merdeka belajar yang tengah dihadapi di satuan pendidikan.
Bekal pengetahuan yang diperoleh melalui lokakarya di Hotel On the Rock Kota Kupang pada tanggal 24-26 Oktober 2022 ini difasilitasi Balai Guru Penggerak (BGP) NTT.
Pada kesempatan ini Kepala Balai Guru Penggerak NTT, Wilman Kusmayadi saat membuka kegiatan menegaskan bahwa lokakarya ini penting buat para guru dan kepala sekolah.
Alasannya, dalam penerapan kurikulum merdeka belajar ada beberapa hal yang wajib dilakukan mengingat kurikulum ini baru diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.
Dirinya menegaskan bahwa daya tangkap para siswa dengan penerapan kurikulum ini tentu tidak semua siswa mampu menyerapnya. Selain itu metode pembelajaran haruslah dalam suasana aman, nyaman, inklusif serta menyenangkan.
“Nanti polanya terpusat pada peserta didik bukan lagi pada regulasi seperti sebelum-sebelumnya. Di sekolah penggerak dituntut untuk menerapkan pola pembelajaran sesuai karakter dan kemampuan yang dimiliki siswa,” jelasnya.
Para siswa diharapkan mampu menemukan, mencaritahu dan bisa menyelesaikannya sendiri dengan memaksimalkan potensi yang ada pada diri siswa bersangkutan.
Selain itu, lanjut Wilman, pola pembelajaran di sekolah penggerak memberi ruang kepada siswa untuk mampu mengembangkan bakat, minat serta kreatifitasnya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi diri siswa itu sendiri.
“Sekarang ini sudah zaman milenial dimana pembelajaran melibatkan teknologi sehingga guru harus bisa menyesuaikan perkembangan zaman,” harapnya.
Dirinya berharap para guru di sekolah penggerak harus memiliki dedikasi yang tinggi, tangguh, berjiwa besar dengan pola pikir maju sehingga menghasilkan lulusan yang cerdas, kreatif dan berprestasi.
Di tempat yang sama Kepala SLB Asuhan Kasih Kota Kupang, Amini, S.Pd mengapresiasi kegiatan lokakarya ini. Sebagai sekolah penggerak pihaknya selama ini telah menerapkan pola pembelajaran kurikulum merdeka belajar.
“Saya kira ini lokakarya menambah pengetahuan kami para guru dan kepala sekolah. Apalagi kami di SLB berhadapan dengan siswa berkebutuhan khusus terdapat banyak kekurangan yang harus kami benahi,” kata Amini.
Dirinya berharap lokakarya semacam ini terus dilaksanakan agar para guru dan kepala sekolah selalu diingatkan perihal pola pembelajaran yang memberi nilai positif bagi peserta didik.(ER)