KUPANG. NUSA FLOBAMORA- Air merupakan sumber kebidupan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup di muka bumi.
Desa Tliu Kecamatan Amanuban Timur, Kabupaten Timor Tengah Selatan selama 2 tahun ini telah menikmati air bersih berkat kerja sama antara Majelis Pemberdayaan Masyarakat( MPM) Pimpinan Pusat( PP) Muhammadya dengan Universitas Muhammadya Kupang (UMK).
Sebelumnya warga setempat mengalami krisis air bersih dan saat ini sebanyak 3 RT telah menikmati air bersih dari total 13 RT di desa ini yang merupakan sumbangan dari PP Muhammadyah dan UMK.
Kepala Desa Tliu, Thimotius Natonis mengatakan ini saat di jumpai di acara penandatanganan kerja sama air bersih antara Ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat ( MPM) Pimpinan Pusat Muhammadya, Dr H.M Nurul Yamin dengan Rektor Universitas Muhammadya Kupang, Dr Zainur Wula, S.Pd.,M.Si Rabu( 5/9/2022) di Aula utama Universitas Muhammadya Kupang.
Dikatakannya, keberadaan air bersih di Desa Tliu ini sangat di harapkan oleh masyarakat yang di pimpinnya. Selama 2 tahun ini masyarakat sudah menikmati, ada 3 Rt sedangkan Rt yang lainnya belum menikmati.
Jelas Thimotius , Desa Tliu terdapat 13 Rt, untuk jaringan air bersih dalam pelayanan pemerintah pusat yaitu program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (PAMSIMAS) itu melayani 6 Rt, sedangkan untuk program Muhammadyah menjangkau 3 Rt. 4 Rt lainnya belum.
Untuk itu, dirinya ingin memperluas jangkauan air agar 4 Rt ini bisa menikmati air bersih seperti Rt lainnya.
Ditanya Soal pemanfaatan air bersih, Kepala Desa memasuki 2 periode ini mengatakan, sebelum air ini ada untuk meningkatkan ekonomi, masyarakat menanam jagung, ubi kayu dan pisang, asam dan kemiri ini tanaman musiman.
Setelah 2 tahun keberadaan air bersih, masyarakat meningkatkan tanamannya dengan menanam sayur-sayuran yang usia panennya 2 minggu , 1 bulan dan 3 bulan, untuk di jual dan juga di konsumsi sendiri.
” Dengan ketersediaan air untuk masyarakat, saya yakin Desa Tliu, akan makmur dan ekonomi masyarakat bisa baik ” imbuhnya.
Selain itu jelasnya, untuk usaha masyarakat ada bantuan 2 unit embung serba guna dari Pemerintah pusat dalam hal ini Kementrian Desa dan sudah berjalan 2 tahun.
“Untuk lahan pertanian di musim tanam 2022-2023 saya dengan masyarakat di wilayah esio, membangun salah satu lokasi kebun kolektif kurang lebih 10 hektar yang sementara kita olah. Kami akan menanam jagung, ubi singkong dan pisang” ujarnya
Kedepan, dirinya berpikir untuk menganggarkan dana desa untuk pengadaan bibit porang dengan lahan yang sudah disiapkan yaitu 10 hektar.
” Saya berencana, ketika syukuran pelantikan kepala Desa, saya akan mengundang Bapak Gubernur Viktor dan juga Bapak Bupati TTS, bersama masyarakat mensukseskan program pemerintah yaitu tanam jagung panen sapi dengan lahan yang sudah tersedia” pungkas Thimotius.
Dirinya juga menjelaskan, awal keberadaan sumur yang di nikmati masyarakat saat ini. Berawal dari swadaya masyarakat setempat. Sejak ia di lantik jadi kepala desa tahun 2017, dirinya menginginkan setiap Rtnya itu ada kelompok tani.
Salah satu kelompok tani nekamese, mempunyai lokasi berdekatan dengan sumber air. Maka diolah lahan itu untuk menjadi kebun percontohan kelompok lain.
Setelah kebun itu di bersihkan cerita Thimotius, lalu kelompok tani di ketua Pak Amin mencoba menggali sumur tersebut, kurang lebih kedalaman 4 m, sudah ada tanda-tanda muncul air. Dengan kedalaman 6m, air sudah bisa dinikmati.
Hingga saat ini sumur tersebut dikelola oleh Universitas Muhammadya Kupang. Selama 2 tahun hasilnya sudah bisa dinikmati oleh masyarakat Desa Tliu selain air untuk, mandi, cuci dan masak, juga untuk tanaman pertanian. Air untuk semua, Muhammadya untuk semua, masyarkat Tliu sejahtera.(ER)