KUPANG. NUSA FLOBAMORA- Pihak Universitas Citra Bangsa (UCB) Kupang saat ini tengah mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) mahasiswanya untuk menghadapi era industri 5.0.
Langkah awal yang dilakukan adalah dengan menyelenggarakan kuliah pakar dimana menghadirkan pakar untuk membekali para mahasiswa dengan ilmu pengetahuan dan teknologi berkaitan dengan era industri dimaksud.
Seperti dipantau media ini, Jumat (2/9/2022) kegiatan Kuliah Pakar digelar di Kampus UCB . menghadirkan dua narasumber. Prof. Dr. Ir. H. M. Budi Djatmiko., SE., MBA, M. Si, M. Ei yang juga ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia atau APTISI dan Prof. Dr. Adrianus Amheka, selaku Ketua LLDIKTI NTT.
Adapun tema yang diangkat adalah “Optimalisasi digital campus menuju smart society era 5.0” yang dipandu Rektor UCB dihadiri pula Pembina Yayasan UCB, Ir. Abraham Paul Liyanto.
Dikatakan Budi Djatmiko saat menjadi nara sumber bahwa untuk mendapatkan informasi yang akurat maka diperlukan adanya data. Karena kedepan basis utama teknologi era 5.0 adalah data sehingga memudahkan para mahasiswa dalam mengelola informasi.
Menurut Budi bahwa kedepan sistem kuliah manual akan ketinggalan karena seluruh proses menggunakan teknologi sehingga mau tidak mau UCB wajib mempersiapkan SDM Mahasiswa yang handal untuk menghadapi pasar teknologi.
.
Kegiatan perkuliahan kampus tembok perlahan mulai menghilang, sehingga muncul sistem baru yang dimudahkan dengan pola kerja robotika atau mesin.
Tidak heran kalau nanti era ini berjalan maka yang dituntut adalah adanya inovasi baru karena pola lama akan ditinggalkan. Untuk itu mempersiapkan SDM sedini mungkin wajib dilaksanakan dan UCB susah memulainya.
Untuk itu, Budi berharap Kampus UCB perlu membangun kampus yang berbasis digital karena kedepan persaingan semakin tinggi.
Dia menyampaikan akan membantu UCB dalam upaya menyongsong era 5.0 dengan mendesain kurikulum agar kesiapan SDM mampu memberikan efek pada mahasiswa.
“Sistem kuliah yang monoton dalam ruangan perlahan akan hilang diganti dengan sistem pembelajaran harus dari mana saja. Perkembangan dunia teknologi semakin berubah setiap saat sehingga UCB harus siap hadapi persaingan global itu,” tandasnya.
Dirinya menambahkan, kuliah pakar ini dimaksudkan agar membangun kesadaran bagi mahasiswa atau lulusan UCB Kupang yang cakap teknologi, terutama dalam era 5.0.
Lulusan UCB Kupang harus bisa menguasai teknologi. Semangat perubahan dengan mendesain ataupun merubah kurikulum yang tidak gagap teknologi. Baginya, ketika lulusan UCB melahirkan pengangguran tanpa berbuat banyak hal, sama dengan menambah pengangguran.
Pada kesempatan ini Pembina Yayasan UCB Kupang, Abraham Paul Liyanto, menjelaskan, stigma NTT tentang daerah tiga T, menjadi dorongan untuk berinovasi dan membangun daerah ini. Menurutnya, distrupcion, sebenarnya sudah terjadi sejak 10 tahun lalu.
Untuk itu yang paling penting sekarang adalah bagaimana mempersiapkan SDM yang handal. NTT dengan kaya sumber daya alam, harus sejalan dengan SDM mumpuni. Dia memprediksi, dengan kesiapan SDM yang bagus, bukan tidak mungkin Indonesia akan masuk ke dalam 10 besar negara maju.
Untuk itu, kampus menjadi fondasi membangun SDM unggul cakap digital agar menunjang tujuan mulia ini.
Dengan konsep ini, Abraham mengaku kesiapan dari infrastruktur di kampus itu sudah disiapkan dengan kemampuan keuangan yayasan. Namun, ia mengaku tidak segan untuk berbuat lebih jika itu merupakan kebutuhan.
Kemudahan juga diberikan bagi mahasiswa dan pegawai hingga dosen agar memanfaatkan beasiswa ataupun fasilitas yang ada. Ini merupakan subsidi yang dia terapkan, berdasarkan pada pengalaman yang ia harus urai agar generasi NTT tidak menghadapi persoalan pelik era distrupcion.
Olehnya, perlu sebuah perubahan harus terjadi. Abraham mengajak agar semua orang tidak perlu ragu dan malu dalam era distrupcion.
Rektor UCB Prof. Frans Salesman menyatakan terima kasih kepada yayasan yang menggelar kuliah pakar ini. Apa yang dilakukan ini merupakan sebuah terobosan dalam upaya mempersiapkan SDM Mahasiswa UCB yang cakap digital kedepannya.
Dia menyebut UCB telah bekerja sama dengan APTISI agar membantu persiapan generasi NTT khususnya mahasiswa di UCB dalam menggunakan teknologi dalam era 5.0.
Dirinya berharap dari kuliah pakar ini ada nilai positif yang bisa diamb dalam mempersiapkan SDM handal untuk mendukung rencana dalam menyiapkan teknologi yang nantinya dibutuhkan dunia industri.(ER)