KUPANG. NUSA FLOBAMORA – Pelaksana Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) NTT, Ramly Muda, SH.,MH optimis PPP bisa besar di NTT.
Hal ini bisa terjadi jika pengurus dan kader solid dalam satu tim kerja untuk bersama berjuang untuk mencapai target yang diharapkan. Jika perjuangan hanya seorang diri walau hebat sekalipun tetap tidak akan berkembang maju partai ini.
Ramly Muda menyampaikan ini saat diwawancarai di Sekretariat DPW PPP NTT, Sabtu (27/8/2022).
Dikatakan Ramly Muda bahwa saat ini PPP memiliki tantangan dalam menghadapi pemilu 2024 khususnya di NTT. Tantangan karena partai ini berlatar belakang agama dan bukan partai nasionalis.
Namun, lanjut Ramly, tantangan ini harus bisa diperjuangkan bersama-sama dalam tim karena kalau partai nasionalis sangat mudah meraih simpatik jika dibandingkan dengan partai bernafaskan agama.
“Ini tantangan buat PPP di NTT karena berbeda dengan partai nasional sangat mudah karena realitanya PPP merupakan partai yang berlatar belakang agama Islam. Tetapi dalam kerja bukan umat atau agama yang diperjuangkan tetapi rakyat NTT khususnya untuk dibantu menyuarakan suara mereka,” tandasnya.
Menurutnya, jika ketika misalnya kader PPP terpanggil menjadi legislator nanti bukan agama yang diurus sehingga perlu dipisahkan antara urusan iman dengan politik.
Politik itu yang diurus adalah kepentingan rakyat. Dan dirinya memang salah satu orang yang selalu optimis untuk sebuah keberhasilan.
Terpenting adalah bagaimana membangun sebuah tim kerja yang baik melakukan tugas bersama tanpa berpikir keuntungan pribadi, maka partai ini akan besar dan berhasil.
Tetapi jika seorang diri sekalipun hebat tidak akan mampu membawa partai ini menjadi besar sehingga dibutuhkan kerja secara tim.
Politik itu harus ada pemahaman yang sama karena ketika melebur diri memutuskan untuk bergabung dengan salah satu partai politik maka yang dipikirkan adalah apa gol atau tujuan akhir yang ingin dicapai karena itu yang penting.
“Jika berpikirnya masuk di partai politik berbondong-bondong mau menjadi seorang anggota legislatif maka itu keliru. Tetapi menjadi anggota partai ketika tidak menjadi anggota legislatif maka yang dipikirkan bagaimana menjadikan partai ini membawa suara masyarakat baik ke pemerintah maupun dewan,” kata Ramly.
Ditegaskan Ramly bahwa partai politik itu bukan amal usaha yang didalamnya sudah disediakan anggaran tinggal menghabiskan tetapi partai politik itu sama dengan organisasi masyarakat lainnya yang tidak ada coast biaya yang disediakan tetapi semua yang ada secara bersama menciptakan adanya anggaran kegiatan kepartaian.
“Jika di pemerintah ada anggaran tentang bagaimana menggunakan tetapi di partai tidak ada. Untuk itu harapannya bahwa pada pemilu 2024 ini merupakan tantangan yang harus dihadapi,” jelas Ramly.
Dirinya mengakui dengan melihat realitas perolehan kursi di legislatif sangat kecil maka diharapkan pada pemilu ini PPP mendapat kepercayaan masyarakat pemilih di NTT baik kabupaten/kota maupun provinsi minimal ada 1 kursi. Sehingga pernyataan membesarkan partai itu terukur, teruji dan menghasilkan.
Ditanya pendapatnya jika ada kader yang berminat mencalonkan diri menjadi kepala daerah, Ramly menegaskan bahwa apabila ada kader partai mau maju sebagai apapun maka wajib hukumnya partai mendukung.
Ini karena kader diperoleh tidak dengan cuma-cuma di jalan. Karena kader itu berproses dari awal belum dikenal kemudian bergabung dan dengan caranya membesarkan partai dan dikenal banyak orang maka tugas organisasi mendukung kadernya.
Dirinya sangat menentang jika pengurus partai secara sepihak tidak mendukung kadernya karena ini sudah jadi bukan orang baru yang masih perlu dibentuk.
Dirinya mengajak semua secara bersama membesarkan partai ini dan jika ada kader yang maju maka patut diprioritaskan.
Jika tidak ada kader di tempat itu maka bisa mendekatkan diri dengan kader partai lain atau non partai yang punya nilai jual tinggi.
Dengan harapan ketika dia berhasil maka ikut membantu membesarkan partai tapi ini setelah mengikuti seleksi melalui penjaringan yang notabene tidak ada kader.
Untuk itu, Ramly berharap semua pengurus wajib hukumnya mendukung kader dan jika pengurus tidak dukung maka itu tidak layak jadi pengurus partai dan itu merupakan pengkianat partai.
“Kita wajib memberi ruang mengusulkan kader dan jika ada ketua yang tidak dukung kader maka itu goblok. Untuk apa besarkan partai lalu besarkan kader kemudian diabaikan kader yang mau maju lantas dukung kader partai lain,” tandasnya.
Hal ini sangat dimungkinkan apabila seluruh pengurus partai dari tingkat DPW, DPC dan PAC secara bersama sama dan didukung seluruh anggota dan simpatisan, memiliki komitmen dan ketulusan dalam bekerja dan memperjuangkan visi misi partai itu modal dasar.
Namun, lanjut Ramly semua partai politik memiliki tantangan masing-masing, harus diingat bahwa tantangan itu bukan persoalan besar yang tidak ada solusi penyelesaian justru tantangan itu adalah proses pendewasaan kita dalam berpolitik. Kita haruslah mampu menciptakan ramuan khusus untuk terapi tantangan itu.
“Saya mengajak seluruh pengurus mari sama sama kita belajar mendesain mimpi-mimpi kita melalui kerja keras dan kerja sama, kita menjaga marwah partai ini, kita saling menjaga rasa dan utamakan kebersamaan,” pintanya.
Benar dalam berpolitik dimana partai-partai yang bersifat Nasional lebih diminati oleh pemilih dari pada partai-partai religi nasional.
Hal ini karena pemilih belum mengetahui dengan pasti akan visi dan misi partai bahwa PPP dalam perjuangan selama kurun waktu ini bukan untuk kepentingan agama, melainkan kepentingan rakyat untuk memperoleh kesejahteraan dan keadilan.
Ini yang terus menerus disampaikan kepada setiap calon pemilih secara terus menerus.
Terpenting bagi seluruh pengurus partai tetap solid, bekerja secara bersama-sama , menyatukan gerak langkah, menyatukan komitmen bersama, mempersembahkan dedikasi kita semata untuk kepentingan rakyat Indonesia dan seutuhnya seluruh perjuangan ini dipersembahkan kepada Tuhan.(ER)