KUPANG. NUSA FLOBAMORA – Ketua Dekranasda NTT yang juga Anggota DPR RI, Bunda Julie Laiskodat secara khusus hadir berdialog dengan Pengurus Daerah Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) NTT.
Kehadiran Bunda Julie untuk “menantang” semangat pengurus untuk menularkan jiwa entrepreneur atau kewirausahaan buat kaum muda.
Potensi alam yang melimpah di Nusa Tenggara Timur (NTT) harus bisa dikelola secara baik agar kaum muda tidak tergiur menjadi TKI atau TKW ke luar negeri.
Dalam dialog dengan pengurus HIPMI NTT, Jumat (5/8/2022) Bunda Juliet menyampaikan rasa syukur bisa hadir berdialog dengan pengusaha muda yang tergabung dalam HIPMI.
Menurut Bunda Julie, sebagai Ketua Dekranasda NTT akan terus berjuang bersama para pihak yang memiliki kepedulian terhadap nasib kaum muda dan perempuan di daerah ini.
Melalui HIPMI NTT, Bunda Julie berharap HIPMI bersama pemerintah saling kerjasama dalam upaya meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Bunda Julie merasa gembira bisa hadir bertatap muka karena baginya, HIPMI merupakan bagian penting yang dibutuhkan pemerintah.
Bunda Julie mengungkapkan peran nyata HIPMI ketika ia melakukan kunjungan kerja ke Manggarai Barat. Saat itu dirinya bertemu HIPMI Manggarai Barat terkait polemik tarif masuk Komodo dimana Ia menyebut tujuan pemerintah sangat baik hanya saja kekurangan pada sosialisasi yang belum berjalan baik.
“Melalui HIPMI telah membantu pemerintah dalam sosialisasi mengenai tarif di Komodo. Saya salut kerjasamanya dan semoga HIPMI terus berkarya membantu pemerintah daerah ini,” kata Bunda Julie.
Bunda Julie menilai bahwa NTT merupakan daerah yang punya potensi dalam bidang peternakan, perikanan, pariwisata, perikanan. NTT sangat kaya tetapi selama ini NTT dinilai Nasib Tak Tentu atau Nanti Tuhan Tolong dan tentu ini menyedihkan.
Dikatakannya, kehadiran dirinya bersama Gubernur Viktor Laiskodat ke NTT untuk mengangkat potensi yang ada dan tidak mau meniru program orang di provinsi lain.
Tujuan pemerintah saat ini adalah bagaimana mengelola potensi yang ada di NTT agar warganya mandiri dan bisa sejahtera. Hasil dari potensi ini mendatangkan uang dan berputar di NTT sendiri.
Untuk itu sebagai Ketua Dekranasda terus mendorong lahirnya UMKM sebanyak mungkin dalam usaha enterpreneur dengan mengelola potensi yang ada di NTT.
Dirinya juga sangat prihatin dengan kaum muda dan perempuan yang sesuai pengamatan selalu mengadu nasib di luar NTT menjadi TKI-TKW sehingga dirinya kini merangkul mereka.
“Kita tidak ingin anak muda NTT menjadi korban di luar negeri. Memang selama ini orang lebih berorientasi menjadi ASN. Makanya saat ini pemerintah membuka lapangan kerja untuk memberdayakan kaum muda,” katanya.
Untuk itu dirinya berharap melalui HIPMI bisa menciptakan generasi muda yang mandiri di NTT. Generasi muda NTT sebenarnya punya keahlian dalam mengelola potensi hanya saja kurang fasilitas pendukung.
Dirinya mengaku kalau saat ini direncanakan akan membangun pabrik produksi kelor agar produk yang dikirim bukan bahan mentah tapi sudah dalam hasil kemasan.
HIPMI diminta untuk berdayakan Usaha kecil terutama yang ada di desa-desa karena saat ini bukan istilah kota kepung desa tapi desa kepung kota karena potensi lokal ada di desa.
Sementara Ketua Umum HIPMI NTT, M Iksan Darwis mewakili HIPMI NTT menyampaikan terima kasih kehadiran Ketua Dekranasda NTT atas kepeduliannya kepada organisasi ini.
Dia menyebut bahwa di dalam HIPMI NTT ini merupakan kumpulan orang muda dibawa usia 40 tahun yang punya komitmen membangun NTT kedepan.
Saat ini diakui Iksan, langkah yang dilakukan adalah mendidik para mahasiswa khususnya di UNKRIS Artha Wacana Kupang yang beberapa waktu lalu HIPMI NTT sudah melantik para pengurus pengusaha muda UNKRIS Artha Wacana dengan usahanya masing-masing. Dengan harapan mereka bisa menjadi pengusaha muda yang handal.
“Tujuan kita adalah menciptakan pengusaha muda. Harapan tentu Dekranasda dan pemerintah NTT terus bersama-sama dengan kami di HIPMI untuk saling mensuport dalam pengembangan ekonomi di NTT,” pungkas Iksan.( ER)