KUPANG. NUSA FLOBAMORA – Dari sekian banyak anggota DPRD Kota Kupang khusus kaum perempuan, salah satunya adalah Diana Oktaviana Bire, S.SoS. Masuk jadi anggota legislatif melalui pintu Partai Hanura.
Siapa menyangka kalau Ibu Rumah Tangga ini berhasil duduk di kursi legislatif karena dalam bayangan sebelumnya tidak pernah belajar ilmu politik.
Ketika ditemui di Gedung DPRD Kota Kupang pada Rabu (27/7/2022) Diana Oktaviana Bire mengisahkan perjalanannya sampai duduk di kursi Dewan.
Dijelaskan Diana bahwa sebelum terjun ke dunia politik, awalnya hanyalah menjadi ibu rumah tangga tulen.
Sebelumnya ia perna bekerja di dunia perbankan tepatnya di Bank NTT .Setelah menikah dirinya memilih untuk menjadi ibu rumah tangga dan suaminya yang dulu sama-sama bekerja di bank NTT terus bekerja sebagai karyawan bank NTT.
Diana bercerita, ketika menjadi seorang ibu rumah tangga, hanya fokus mengurus anak dan suaminya saja. Tidak pernah mengikuti organisasi apapun dan fokus di rumah.
Awal dirinya terjun kedunia politik lewat Partai Hanura, ada rasa ketakutan. Apa lagi harus membayangkan menjadi seorang anggota dewan, rasanya tidak bisa dijangkau.
Setelah masuk dalam Partai Hanura, dirinya banyak belajar secara otodidak tentang politik, banyak membaca, melihat keadaan sekarang, menonton di televisi, mendengar radio tentang berita-berita akhirnya Diana termotivasi.
Menurut Diana, menjadi seorang politisi itu, siapa saja bisa, bukan di indentik politisi itu hanyalah laki-laki, tetapi sesungguhnya perempuan itu juga bisa menjadi seorang politikus yang handal.
Menurutnya, perempuan bukan hanya sebagai ibu rumah tangga, tapi perempuan juga bisa berkarir.
“Dengan berpolitik, saya ingin tunjukkan bahwa perempuan juga bisa itu menjadi motivasi saya,” tandas Diana.
Awal memilih untuk menjadi pengurus Partai Hanura, lalu menjadi calon legislatif, Diana tidak membayangkan untuk menjadi seorang anggota dewan.
Tapi ia berprinsip, bahwa ketika dirinya hanya seorang caleg, tidak ada kekuatan untuk bisa membantu banyak orang.
Tapi ketika dirinya duduk sebagai anggota dewan, punya kuasa, punya power sudah pasti bisa membantu banyak orang.
Perempuan berkulit putih dan berparas cantik ini mengakui, ketika terjun kedunia politik dan duduk sebagai anggota dewan faktor pendukung terbesar adalah keluarga.
Tanpa dukungan keluarga dirinya tidak bisa menjadi seperti begini. Faktor yang paling utama adalah karena Tuhan merestui.
“Sampai saat ini saya berkeyakinan suara yang didapat itu adalah suara Tuhan. Karena saya percaya, bahwa ketika Tuhan berkehendak, pasti tidak ada yang mustahil. Jadi dukungan keluarga dan restu dan kehendak Tuhan sajalah ini menjadi kekuatan saya, sehingga saya bisa jadi seperti ini,” ujarnya.
Selain dukungan keluarga dan juga kehendak Tuhan, dukungan masyrakat untuk mempercayai dirinya duduk di DPRD Kota juga luar biasa dengan meraih suara sebanyak 1.243 suara untuk daerah pemilihan Kecamatan Kota Raja.
Dengan prinsip hidup , inginkan sesuatu harus bisa mendapatkannya dirinya bertekad, suara dari masyarakat ini harus di jaga dengan sebaik-baiknya, harus menjaga kepercayaan masyarakat dengan membantu sesuai dengan kemampuan di daerah pemilihannya.
“Agar nanti di 2024, apa yang sudah dilakukan selama ini menjadi kepercayaan masyarakat bahwa selama 5 tahun, dirinya duduk di dewan apa saja yang sudah dibuatnya,” jelas Diana.
Diakui bahwa dunia politik ini memang keras, apa lagi seorang Perempuan harus bersaing dengan laki-laki yang kebanyakan temperamen ketika harus beradu argumen di dewan.
Diana yang selalu ceria dan murah senyum ini menjawab, bahwa satu kelebihan dari perempuan dibandingkan dengan laki-laki adalah “hati”. Perempuan pasti lebih mengedepankan hati.
Menurut ibu dari 2 putra putri ini, dalam menjalankan sesuatu itu tidak selalu dengan logika. Perempuan bisa jalan dengan mendahulukan hati.
Banyak hal terjadi tapi dengan saling berkomunikasi dengan baik , berhubungan baik dengan orang maka semuanya berjalan sukses.
intinya perempuan lebih pintar berkomunikasi dibanding dengan laki-laki.
“Kita harus samakan otak kita dengan laki-laki, jadi mereka punya kemampuan kita juga harus mampu. Jadi kita punya kemampuan yang sama, punya komunikasi yang baik , saya yakin perempuan bisa bertarung dengan laki-laki,” tegasnya.
Setelah berproses sekian lama, bergumul dengan keadaan, dan duduk menjadi seorang anggota Dewan bukanlah hal mudah untuk meraihnya tutur perempuan kelahiran 3 Oktober 1980 ini.
Perjalanan panjang yang penuh liku-liku harus ditempuhnya karena dirinya percaya bahwa proses tidak menghianati hasil.
Semua apa yang dijalaninya, apa dilakukan itu pasti ada hasil. Untuk itu dirinya selalu mengucap syukur karena dengan rasa syukur dirinya bisa melayani dengan hati.( ER)