KUPANG. NUSA FLOBAMORA – Badan Pusat Statistik( BPS) Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali melaksanakan Sensus Penduduk 2020 (Suspen2020) lanjutan.
Sebenarnya Suspen 2020 dilaksanakan pada Juni 2021 namun diundur setahun akibat Pandemi Covid-19 yang masih mengganas.
Adapun Suspen 2020 mempunyai misi yang besar yang ingin dicapai karena dengan data yang ada akan digunakan sebagai tolok ukur indikator kependudukan.
Hal ini dikatakan Kepala BPS Provinsi NTT, Matamira B. Kalle saat membuka dengan resmi kegiatan sosialisasi SP 2020 lanjutan di Aula Lantai 2 BPS NTT, Senin (7/6/2022).
Kegiatan ini diikuti oleh wartawan/ti media cetak, elektronik dan online se-Kota Kupang, yang merupakan mitra BPS NTT
Diharapkan media bisa menjadi corong untuk menyampaikan kepada masyarakat agar bisa memberikan data sesuai dengan kondisi yang ada.
Karena pertanyaan dan jawaban yang jujur sangat menentukan masa depan bangsa ini kedepan.
Ada beberapa indikator yang mempengaruhi Suspen 2020 lanjutan ini kata Mira antara lain, Pertama, hasil Suspen 2020 lanjutan ini akan digunakan sebagai tolok ukur indikator kependudukan.
Penduduk itu lanjutnya, merupakan subjek dan objek serta mengetahui berbagai karakteristiknya dan berbagai data mengenai penduduk untuk merencanakan atau mengaplikasikan suatu kebijakan dan juga merupakan bahan untuk evaluasi.
Dia menyebut data penduduk itu, sangat strategis.
Kedua, hasil Suspen 2020 lanjutan ini katanya, untuk melihat potret demografi Indonesia khususnya di NTT.
Adapun yang dimaksud potret demografi, dilihat dari karateristik penduduknya.
“Karateristik penduduk itu kita lihat dari umur, pendidikan dan lain -lainnya. Kira -kira setelah covid ini apakah perubahan karateristik penduduk bagaimana jika dibandingkan dengan hasil sebelumnya,” jelas Mira.
Ketiga, hasil dari sensus penduduk ini juga sebagai bahan evaluasi capaian pembangunan dibidang kependudukan untuk tujuan – tujuan berkelanjutan ( SDGs) dan Rencana pembangunan jangka menengah nasional( RPJM) ada indikasi-indikasinya.
Jadi hasil Suspen 2020 lanjutan diharapkan bisa digunakan sebagai indikator.
Sehingga nantinya apakah capaian -capaian yang sudah digunakan oleh pemerintah SDGs dan RPJM itu tercapai atau tidak, bisa memgukur yang mana capaian pembangunan dibidang kependudukan.
Terakhir jelas Mira, Suspen 2020 pada100 tahun di Indonesia 1945, hasil SP 2020 lanjutan digunakan sebagai pijakan penggantian kebijakan.
Sementara itu, Statistik Ahli Madia BPS NTT, Indra Ahmad Sofan Soru, dalam sosialisasinya menyampaikan, Suspen 2020 lanjutan ini hanya melibatkan 5 persen penduduk disatu wilayah dengan berbagai pertimbangan.
Petugas yang sudah dilengkapi rompi dan tanda pengenal, akan datang ke rumah-rumah penduduk untuk mengumpulkan informasi seputar karateristik penduduk, perpindahan penduduk, kelahiran, umur, pendidikan, kematian disabilitas, ketenaga kerjaan dan lainnya.
Dijelaskan Indra, Pemutakhiran penduduk dan rumah tangga akan dilakukan BPS pada 15 Februari sampai dengan Maret 2022.
Setelah itu ada lagi yang namanya sensus penduduk 2020 bulan September.
Pengumpulan datanya akan menggunakan beberapa metode, yaitu paper and pencil interviewing (PAPI), computer assisted personal interviewing (CAPI), computer assisted telephone interviewing (CATI), dan computer assisted web interviewing (CAWI).
Seperti diterangkan Indra, Sensus Penduduk 2020 Lanjutan ini diharapkan dapat menjadi patokan untuk indikator kependudukan di Indonesia.
Ini juga menjadi potret demografi Indonesia, terutama setelah melewati gelombang kedua pandemi Covid-19. Dalam jangka panjang, data kependudukan ini juga dapat menjadi dasar penentuan kebijakan pembangunan Indonesia di usia emas 2045.(ER).