Smart Farming Kunci Keberhasilan Sektor Pertanian Indonesia Maju, Mandiri dan Modern

Smart Farming Kunci Keberhasilan Sektor Pertanian Indonesia Maju, Mandiri dan Modern

KUPANG. NUSA FLOBAMORA – Memasuki era 4.0 dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin mumpuni, sektor pertanian dituntut mampu memanfaatkan peluang seluas-luasnya.

Guna mewujudkan peningkatan produktivitas sektor pertanian demi kesejahteraan masyarakat mengingat sektor pertanian merupakan bagian paling esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan.

Kementerian pertanian hingga saat ini terus menggenjot peningkatan produktivitas sektor pertanian diberbagai lini.

Dengan mendorong setiap insan pertanian untuk mampu beradaptasi dan tidak kalah dengan perkembangan zaman serta mampu menjadi perintis gerakan-gerakan berbasis teknologi disektor pertanian demi peningkatan produktivitas, produksi serta kualitas produk pertanian yang dihasilkan.

Salah satu bentuk pemanfaatan teknologi dalam informasi dalam bidang pertanian yang saat ini terus dilaksanakan adalah penerapan konsep smart farming.

Smart farming merupakan metode pertanian cerdas berbasis teknologi yang bertujuan untuk mendukung petani dalam meningkatkan hasil panen secara kuantitas dan kualitas dengan memanfaatkan dan menampilkan data yang terukur dan paling sesuai ditiap lahan.

Melalui penerapan smart farming, petani dapat mengetahui tipe lahan yang dikelola dan melakukan pengelolaan sesuai data yang ditampilkan diantaranya kondisi tanah dan cuaca yang dapat diketahui melalui sensor, metode pengairan yang paling efektif, metode pemetaan lahan serta pemupukan.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo beberapa waktu lalu menjelaskan pentingnya penerapan smart farming dikarenakan pertanian saat ini dan ke depannya dihadapkan dengan tantangan besar yakni perubahan iklim dan pandemi covid 19.

Menghadapi tantangan perubahan iklim bukan dengan cara-cara klasik, tapi harus dengan smart farming karena perkembangan ke depannya yang membuat lahan semakin sempit, jumlah penduduk semakin besar dan lainnya mengharuskan penggunakan teknologi yang smart.

“Digitalisasi pertanian menjadi efektif dan penggunaan mekanisasi semakin maju sehingga produksi terus meningkat dengan kualitas yang tinggi dan pendapatan petani semakin naik,” imbuhnya

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi menjelaskan teknologi smart farming dikembangkan sebagai salah satu respons adaptif terhadap perubahan dan perkembangan teknologi saat ini.

Smart farming memungkinkan petani memiliki kontrol yang lebih baik terhadap proses produksi, melalui pengelolaan pertanaman dan ternak yang baik dan efisien.

“Konsep pembangunan pertanian harus diikuti dengan peningkatan agenda intelektual seluruh stakehokder utamanya petani sebagai garda terdepan. Kita sudah lama diterpa pandemi covid 19 dan perubahan iklim, namun dalam kondisi ini produktivitas dan produksi pertanian tidak boleh berkurang, bahkan harus terus bertambah. Solusinya ini adalah smart farming atau pemanfaatan internet of things,” sebutnya.

Dedi menambahkan smart farming adalah pemanfaatan produk bio teknologi, antara lainnya di dalamnya ada pemupukan berimbang, penggunaan varietas yang berproduksi tinggi, mekanisasi pertanian, dan pemanfaatan internet of things.

“Dengan pemupukan berimbang, kita bisa mengurai polemik harga pupuk kimia yang harganya naik dan penggunaan pupuk organik meningkat sehingga produksi lebih tinggi. Dan penerapan teknologi Internet of Things merupakan terobosan yang dapat menjadikan produksi pertanian lebih efektif dan berkelanjutan,” terangnya.

Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis dibawah BPPSSDMP Kementerian Pertanian juga terus menggenjot penerapan smart farming bagi petani di wilayah binaan khususnya bagi masyarakat NTT dan sekitarnya termasuk masyarakat tani didaerah program READSI NTT di Kabupaten Kupang dan Kabupaten Belu.

Bekerjasama dengan Pusat Pelatihan Pertanian, BBPP Kupang melaksanakan pelatihan peningkatan kapasitas petani di wilayah program READSI dengan salah satu topik yang menjadi bahasan utama adalah smart farming dengan peserta petani milenial dari 2 kabuoaten wilayah program READSI.

Dalam kegiatan pelatihan ini dihadirkan petani milenial sukses asal Denpasar Bali Agung Wedhatama yang merupakan pimpinan Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Petani Muda Keren, sebuah P4S utama yang berada dibawah Forum Petani Muda Bali dan menaungi 22 P4S yang bergerak mandiri berdasar bidang dan keahliannya masing-masing.

P4S Petani Muda Keren adalah salah satu P4S dengan konsep pertanian skala kecil yang terintegrasi dengan digitalisasi dan Internet of Things (IoT) melalui penerapan smart farming dan pertanian organik.

Dengan misi mengembalikan sektor pertanian sebagai sektor paling strategis serta meliatkan anak muda sebagai aset masa depan bangsa yang mampu berinovasi dengan memanfaatkan teknologi secara maksimal.

Selain menjadi narasumber dalam kegiatan platihan, Wedha juga menjadi tamu spesial dalam podcast “BaPer” milik BBPP Kupang.

Dalam podcast tersebut beliau menyampaikan visi Petani muda keren adalah melaksanakan pertaian secara organik demi menciptakan produk yang berkualitas dan bermanfaat bagi konsumen dan disaat yang sama juga menjadikan lahan tetap sehat sehingga proses pengolahan lahan pertanian dpaat terus dijalankan dan menjadi bisnis yang sustainable atau berkelanjutan.

Semua pengelolaan dilakukan dengan konsep IoT dan menerapkan konsep smart farming sehingga memudahkan petani dalam efisiensi waktu serta sumber daya air dan pupuk yang digunakan serta pengelolaan lahan mampu dilakukan dari jarak jauh karena semuanya berbasis aplikasi yang terintegrasi dengan jaringan.

“Pengelolaan pertanian saat ini harus dilakukan secara modern memanfaatkan teknologi dengan penerapan smart farming sehingga produk yang dihasilkan oleh petani kita mampu bersaing dengan produk-produk dari luar yang sudah lebih dahulu memanfaatkan teknologi,” jelas Dedi.

Selebihnya beliau menambahkan dengan menerapkan metode smart farmig dalam pengelolaan pertanian, berbagai penghematan dapat dilakukan diantaranya adalah penghematan tenaga kerja, waktu, sumber daya air dan pupuk.

Dengan pemanfaatan teknologi pula pekerjaan pertanian menjadi lebih mudah dan menjadi hal yang menarik bagi anak muda untuk mulai terjun ke dunia pertanian.

Melalui anak-anak muda sebagai masa depan bangsa dengan pemahaman teknologi yang mumpuni menurutnya mampu mewujudkan pertanian indonesia yang maju, mandiri dan modern seperti yang selalu dicita-citakan.(*/ER/Rilis Berita BBPP Kupang).

error: Content is protected !!