KUPANG. NUSA FLOBAMORA – Kementerian Pertanian (Kementan) semakin masif menggenjot kapasitas SDM pertanian. Sebab, SDM menjadi faktor penting dalam pembangunan pertanian.
Sebelumnya Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menjelaskan tujuan pembangunan pertanian adalah menyediakan pangan bagi 273 juta penduduk di Indonesia, meningkatkan kesejahteraan petani, meningkatkan ekspor pertanian, melalui peningkatan produktivitas, kualitas, kontinuitas komoditas pertanian.
Untuk itu dalam hal ini Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) tidak berhenti melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kapasitas SDM Pertanian.
Hal itu disampaikan dalam ‘Apresiasi Pelaksanaan TOT dan Pelatihan Sejuta Petani & Penyuluh, Koordinasi Pengembangan Inovasi dan Pelayanan Publik, Launching SKKNI & KKNI Bidang Penyuluhan Pertanian, serta Evaluasi Kegiatan Reguler Maksimum Januari-Maret 2022’, Rabu (30/3/2022).
Menurut Kepala Badan PPSDMP, Dedi Nursyamsi menjelaskan, BPPSDMP sebagai Unit Kerja Kementerian Pertanian mempunyai 5 program unggulan.
Di antaranya Bimtek milenial 2,5 juta terkoneksi dengan Jaringan Petani Nasional (JPN), pengembangan wirausaha muda (young entrepreneur) pertanian, Pengembangan pendidikan dan pelatihan vokasi di 34 provinsi, penguatan peran Kostratani terkoneksi dengan AWR dalam mewujudkan satu data pertanian, dan peningkatan Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP).
“Dan salah satu fokus BPPSDMP adalah mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal, berdaya saing, serta berjiwa entrepreneur. Pusat pelatihan pertanian harus menjadi pionir dalam meningkatkan kapasitas SDM Pertanian melalui pelatihan yang berkualitas. SDM pertanian inilah yang menjadi tonggak dalam mendukung pertanian yang maju, mandiri, dan modern,” katanya.
Mengenai kegiatan ini, Dedi juga mengutarakan harapannya ingin kinerja UPT Pelatihan Pertanian semakin meningkat. Selain itu, untuk Identifikasi inovasi pelayanan publik yang ada di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pelatihan Pertanian dalam mempersiapkan pelaksanaan Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) 2022.
“Sedangkan output yang ingin kita raih di antaranya teridentifikasinya Inovasi Pelayanan Publik di UPT Pelatihan Pertanian Pusat dan P4S binaan, kemudian tersusunnya rancangan proposal inovasi KIPP 2022 masing-masing UPT Pelatihan Pertanian,” ujarnya.
Selain itu, dalam kegiatan ini dilakukan juga Launching SKKNI dan KKNI Bidang Penyuluhan Pertanian serta Sinkronisasi SKKNI dan KKNI Bidang Penyuluhan Pertanian dengan penguatan fungsi Penyuluhan Pertanian dalam Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2022.
Dedi juga menjelaskan tersosialisasikannya SKKNI dan KKNI Bidang Penyuluhan Pertanian kepada stakeholder terkait, serta tersusunnya rencana penerapan SKKNI dan KKNI Bidang Penyuluhan Pertanian dalam penguatan fungsi Penyuluhan Pertanian dalam Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2022.
Dedi mengatakan, untuk mendukung penyediaan SDM yang kompeten dan berkualitas, SKKNI/KKNI berperan untuk memberikan gambaran kompetensi-kompetensi, meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja (soft skills) di setiap bidang pekerjaan yang ada termasuk di sektor pertanian khusunya bidang penyuluhan pertanian.
Pemberian apresiasi dilakukan atas keberhasilan pelaksanaan Training of Trainers (TOT) dan Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh yang sampai saat ini telah berlangsung sebanyak 3 kali dengan melibatkan UPT Pelatihan sebagai tuan rumah pelaksana.
Dedi Nursyamsi mengatakan, di tengah perubahan yang begitu cepat, inovasi merupakan salah satu kunci untuk mendukung pertanian modern.
“Saat ini kita sedang melaksanakan kegiatan reguler maksimum yaitu TOT bagi widyaiswara, dosen/guru, Penyuluh Pertanian, dan Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh. Untuk mendukung program ini perlu dilakukan inovasi dan terobosan-terobosan baru yang lebih mengena dan bisa menjadi solusi terhadap perubahan lingkungan strategis,” katanya.
Dedi Nursyamsi mengatakan, Puslatan sudah menginisiasi reguler maksimum, output yang luar biasa sudah tercapai. dengan kemajuan inovasi teknologi dan kerja keras semua bisa terwujud.
“Puji syukur pelatihan sejuta petani dan penyuluh bisa terlaksana dengan baik. Banyak apresiasi yang Kementan raih dari berbagai pihak. Di tengah terpaan Covid-19 dan climate change, kita harus terus tingkatkan produktivitas dan produksi pertanian,” ungkapnya.
“Pangan Harga Mati, Pertanian Harga Mati”. Insan pertanian harus mengerti bagaimana caranya agar pangan tidak delay dan terhenti,” imbuh Dedi.
Menurutnya, harus ada solusi. Di antaranya kurangi ketergantungan impor pangan, walaupun beberapa komoditas sudah swasembada. Juga memperkuat diversifikasi pangan lokal.
“Untuk itu dibutuhkan SDM Pertanian yang profesional, mandiri, berdaya saing. Melalui pelatihan inilah seluruh program kementan tersampaikan berbagai informasi kondisi global,” ucapnya.
Dedi mengatakan, tugas utama BPPSDMP adalah harus mencetak SDM yang profesional, mandiri, berdaya saing dan berjiwa entrepreneurship tinggi.
“Karena SDM seperti itulah yang mampu menggenjot produktivitas untuk mencapai tujuan pembangunan pertanian,” tukasnya.(*/ER/Rilis Berita BBPP Kupang).