KUPANG. NUSA FLOBAMORA – Dalam rangka meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) Pertanian yang berkualitas serta berdayasaing, maka Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang menggelar kegiatan Pelatihan.
Pelatihan yang dilaksanakan berupa Kewirausahaan bagi Petani Muda dan Pelatihan Operator Alsintan bagi Non Aparatur yang akan berlangsung dari tanggal 8 – 10 Maret 2022 bertempat di BBPP Kupang.
Kegiatan ini melibatkan 60 orang peserta yang berasal dari Kota Kupang, Kab. Kupang, TTS, Belu dan Malaka.
Kegiatan pelatihan ini dilakukan karena BBPP Kupang menyadari betapa pentingnya peningkatan SDM Pertanian sesuai dengan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL).
Bahwa Peran sumber daya manusia (SDM) professional dan adaptif harus unggul.
“SDM menjadi kunci penting dalam pembangunan pertanian dalam menghadapi berbagai tantangan dan ancaman”. tegas Mentan SYL
Ia menambahkan widyaiswara, dosen, guru dan penyuluh pertanian merupakan agen utama dalam transfer of knowledge, bahkan harus mampu dalam transfer of motivation bagi petani.
Sejalan dengan Mentan SYL, Kepala Badan PPSDMP Prof. Dr. Ir. Dedi Nursyamsi M.Agr bertekad untuk melakukan pelatihan secara kontinyu.
“Kami akan lakukan berbagai pelatihan lain diseluruh pelosok tanah air. Kami bersama bangun dan tingkatkan daya saing produk pertanian kita melalui peningkatan kapsitas SDM kita,” ungkap Dedi.
Kegiatan Pelatihan Kewirausahaan dan Operator Alsintan diawali dengan Pembukaan Pelatihan yang dihadiri oleh Kepala BBPP Kupang secara virtual dan juga seluruh pejabat struktural yang hadir secara offline bersama dengan peserta pelatihan.
Dalam kegiatan pembukaan, M. Awaluddin selaku ketua panitia berkesempatan menyampaikan laporan kegiatan.
“Pelatihan Kewirausaahaan didasarkan pada potensi dan kebutuhan dalam pengembangan diri dan usaha serta berorientasi pada peningkatan pendapatan, nilai tambah, daya saing dan kesejahteraan”, ujar M. Awaluddin.
Ditambahkannya bahwa Pengembangan petani muda wirausaha diarahkan untuk mendorong tumbuhnya inisiatif, inovatif, kreativitas dan kerjasama dalam memecahkan masalah yang dihadapi baik teknis, sosial maupun ekonomi.
Dikatakannya, selaras dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi maka berbagai alat dan mesin pertanian diciptakan untuk mempermudah manusia dalam melakukan usaha pertanian.
“Akan tetapi petani Indonesia belum begitu mahir dalam pemanfaatan alsintan sehingga pelatihan ini sangat penting agar dapat membekali peserta dengan kemampuan mengoperasikan alsintan.” ungkap M. Awaluddin.
Pada kesempatan tersebut, drh. Bambang Haryanto, MM yang hadir secara virtual menyampaikan bahwa peserta pelatihan harus paham tujuan pembangunan pertanian.
“Tujuan pembangunan pertanian ada 3, yaitu semua masyarakat yang berkecimpung di dunia pertanian memiliki tanggungjawab untuk menyediakan pangan bagi 273 juta jiwa penduduk Indonesia, agar dapat mencapai tujuan ini maka peningkatan Sumber Daya Manusia Pertanian sangatlah penting”. ungkap Bambang.
Ditambahkannya bahwa tujuan lainnya yaitu meningkatkan kesejahteraan petani dan
meningkatkan ekspor produk.
“Tujuan berikutnya adalah meningkatkan kesejahteraan petani itu sendiri, oleh karen itu pemerintah senantiasa berupaya semaksimal mungkin lewat peningkatan produktivitas, kualitas dan kontinuitas,” jelas Bambang.
Selanjutnya, lanjut Bambang, meningkatkan ekspor dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa agar pada tahun 2045 dimana Indonesia berumur 100 tahun dapat menjadi lumbung pangan dunia.
“Oleh karena itu BBPP Kupang sebagai lembaga setiap tahunnya meningkatkan kapasitas SDM Pertanian yang diyakini akan mampu meningkatkan produktivitas”. jelas Bambang.
Selain itu, Bambang juga menyampaikan bahwa ada faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan produktivitas, kualitas, kontinuitas dan daya saing diantaranya SDM dan efisiensi produksi.
Dalam upaya meningkatkan produktivitas, kualitas, kontinuitas dan daya saing maka ada faktor-faktor yang mempengaruhi diantaranya SDM harus berkapasitas yang baik dan professional yang perlu terus dilatih dan didampingi.
Oleh karena itu dirinya berharap pelatihan ini dapat dimanfaatkan dengan baik oleh peserta dan juga fasilitator/WI dapat mentransfer ilmu sebaik mungkin.
WI juga perlu untuk terus memperkaya diri dengan pembaharuan ilmu pengetahuan. Faktor lainnya adalah meningkatkan efisiensi produksi yaitu bekerja dengan memanfaatkan peralatan mesin pertanian.
“Para Petani milenial diharapkan dalam menjalankan kegiatan pertanian sudah mampu memanfaatkan mesin pertanian sehingga masa produksinya lebih singkat”. pungkasnya.(*/ER/Rilis Berita BBPP Kupang).