KUPANG. NUSA FLOBAMORA – Agroekosistem atau ekosistem pertanian merupakan salah satu bentuk ekosistem hasil intervensi manusia.
Perkembangannya ditujukan untuk memperoleh produk pertanian yang diperlukan demi memenuhi kebutuhan masyarakat.
Struktur agroekosistem didominasi oleh jenis tanaman tertentu yang dipilih oleh manusia dan sering merupakan tanaman baru yang dimasukkan ke dalam ekosistem tersebut.
Pengaturan penggunaan pupuk, irigasi air dan unsur hara sepenuhnya diatur dengan tepat dan efisien sehingga mampu menghasilkan produk pertanian dengan kualitas terbaik.
Pentingnya penerapan agroekosistem dalam sistem pertanian di Indonesia menjadikan topik ini menjadi salah satu pembahasan utama yang dibagikan ke seluruh peserta Latihan Dasar Fungsional Penyuluh Pertanian Ahli di Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang.
Mengingat pentingnya peran penyuluh pertanian lapangan (PPL) dalam memberikan bimbingan bagi petani dilapangan menuju pertanian Indonesia yang lebih maju, dikelola secara cermat dengan memanfaatkan teknologi informasi yang semakin berkembang pesat.
PPL itu sendiri wajib untuk terus dibekali dengan ilmu dan skill yang mampu menunjang pekerjannya dilapangan.
Menteri Pertanian Indonesia Syahrul Yasin Limpo dalam berbagai kesempatan selalu meyampaikan pentingnya peran penyuluh dan petani dalam mendukung terwujudnya tujuan-tujuan pembangunan pertanian Indonesia hingga saat ini.
Lebih lanjut beliau mengingatkan bahwa kedepannya tantangan sektor pertanian akan semakin banyak khususnya terkait pemanasan global dan perubahan iklim.
Sehingga penting untuk terus dilaksanakan peningkatan kapasitas SDM Pertanian Penyuluh dan Petani demi menghadapi tantangan-tantangan dikemudian hari.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) menyampaikan, perubahan iklim berdampak sangat luar biasa terhadap perubahan lingkungan strategis global dan ketahanan pangan nasional.
Untuk mendukung pertumbuhan pembangunan pertanian, berbagai program dan kegiatan telah dirancang serta diimplementasikan Kementan.
Lebih lanjut beliau menyampaikan bahwa demi mewujudkan pencapaian tujuan dan output pembangunan pertanian, maka diperlukan modernisasi pertanian yang salah satunya didukung oleh sumberdaya manusia pertanian yang maju, mandiri dan modern.
“Untuk itu, pada tahun ini, BPPSDMP merancang arah kebijakan pada penguatan penyelenggaraan penyuluhan pertanian, penguatan pendidikan vokasi pertanian, penguatan pelatihan vokasi dan sertifikasi profesi pertanian, dan penguatan reformasi birokrasi BPPSDMP yang efektif dan efisien,” ujarnya.
Mengingat begitu pentingnya peran penyuluh pertanian dalam membangun Pertanian Indonesia, dalam kegiatan Pelatihan Dasar yang dilaksanakan di BBPP Kupang sejak 30 Januari 2022 bagi PPL dari berbagai daerah di NTT.
Kegiatan ini diisi dengan pemaparan materi oleh sejumlah widyaiswara yang berkompeten di bidangnya masing-masing.
Peserta juga melakukan praktek pengembangan kompetensi dengan turun langsung ke lapangan khususnya ke beberapa Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) binaan BBPP Kupang yang memiliki kiprah yang sangat baik.
Tema Agroekosistem menjadi salah satu topik yang dipelajari langsung oleh peserta pelatihan di P4S.
Secara langsung peserta dapat melakukan pengamatan dan berdiskusi secara akrab dengan pengelola P4S terkait berbagai kegiatan yang dilaksanakan dimulai dari proses produksi hingga pengolahan produk pasca panen.
Peserta juga didampingi oleh widyaiswara sehingga proses diskusi dapat berlangsung secara lebih aktif dan syarat ilmu yang tentu sangat bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat.
Pemilihan P4S menjadi lokasi praktek pengembangan kompetensi peserta Pelatihan didasarkan pada penerapan konsep agroekosistem serta pertanian terintegrasi dalam satu lokasi yang dikelola secara baik dan berhasil menghasilkan produk-produk unggulan yang berkualitas tinggi.
Beberapa lokasi P4S yang dipilih antara lain P4S Damai, P4S Abdi Laboratus dan P4S Tungbers.
Ketiga P4S ini memiliki berbagai produk unggulan yang diusahakan antara lain tanaman hortikultura.
Dipadukan dengan pemeliharaan ternak dalam satu lokasi yang sama serta didalamnya dilakukan berbagai kegiatan pemanfaatan semaksimal mungkin bahan baku.
Sehingga menghasilkan limbah yang seminimal mungkin melalui pengolahan limbah menjadi pupuk dan pestisida organik.
Selain konsep agroekosistem dan pertanian terintegrasi, pemilihan P4S menjadi lokasi praktek adalah kelembagaan dan korporasi petani yang terbentuk dalam P4S.
Seperti pemberdayaan masyarakat sekitar dengan membentuk kelompok tani atau kelompok wanita tani yang sangat bermanfaat bagi peningkatan taraf hidup masyarakat.
Hal ini tentu menjadi media pembelajaran yang sangat baik bagi setiap peserta pelatihan yang datang dari berbagai daerah.
Ini kemudian menjadi bekal saat berkiprah di lokasi kerjanya masing-masing dan secara maksimal membantu petani meningkatkan produktivitas produk yang diusahakan demi semakin majunya sektor pertanian Indonesia.(*/ER/Rilis Berita BBPP Kupang).