KUPANG. NUSA FLOBAMORA – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas SDM Pertanian.
Upaya yang dilakukan adalah meningkatkan kualitas para PPL agar mampu berinovasi dan memanfaatkan perkembangan teknologi untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab di lapangan.
Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah BPPSDMP yang berada di Provinsi Nusa Tenggara Timur melaksanakan Pelatihan Dasar Bagi Fungsional Penyuluh Pertanian Ahli yang ada di NTT.
Dalam rilis berita BBPP Kupang yang dikirim ke Media ini, Rabu (2/2/2022) disebutkan bahwa penyuluh Pertanian memiliki peran penting dalam mendampingi petani dan peternak.
Ini dalam rangka meningkatkan kualitas dan kapasitas petani untuk mewujudkan pembangunan pertanian ke arah yang lebih baik.
Mengingat sangat pentingnya peran PPL dalam mendukung pembangunan pertanian Indonesia, maka Kementerian Pertanian (Kementan) melalui BPPSDMP melakukan berbagai terobosan.
Ini dalam upaya meningkatkan kualitas dan kapasitas SDM Pertanian agar PPL mampu berinovasi dan memanfaatkan perkembangan teknologi untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya di lapangan.
Sejalan dengan hal tersebut maka Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah BPPSDMP yang berada di Provinsi Nusa Tenggara Timur melaksanakan Pelatihan Dasar Bagi Fungsional Penyuluh Pertanian Ahli yang ada di NTT.
Kegiatan ini dilaksanakan di BBPP Kupang yang dimulai sejak tanggal 31 Januari sampai dengan 20 Februari 2022 dengan jumlah peserta sebanyak 30 orang.
Menteri Pertanian Indonesia DR. H. Syahrul Yasin Limpo SH, M.Si dalam berbagai kesempatan selalu menyampaikan peran penting Penyuluh Pertanian di lapangan dalam membantu Petani.
Untuk itu kualitas SDM setiap penyuluh harus terus diasah agar terus mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi informasi.
“Salah satu fokus kita saat ini adalah meningkatkan kualitas SDM, karena pertanian akan meningkat ke arah yang lebih baik jika memiliki SDM yang berkualitas,” ujar SYL.
Ditambahkannya bahwa SDM pertanian merupakan faktor utama dalam mendukung peningkatan produksi karena dari hasil penelitian, kontribusinya mencapai 50% terhadap peningkatan produktivitas.
Sedangkan hasil inovasi teknologi dan sarana produksi kontribusinya sebesar 25%.
Kegiatan pembukaan Pelatihan Dasar Fungsional Penyuluh Pertanian Ahli yang berlangsung di BBPP Kupang pada Senin, 31 Januari 2022 dihadiri secara virtual oleh Kepala BPPSDMP Prof. Dr. Ir. Dedi Nursyamsi, M. Agr dan Kepala Pusat Pelatihan Pertanian Dr. Ir. Leli Nuryati, M.Sc.
Dalam sambutannya, Kepala BPPSDMP menyampaikan bahwa tujuan pembangunan pertanian menyediakan pangan bagi 273 juta penduduk Indonesia, meningkatkan kesejahteraan petani dan menggenjot ekspor.
Kunci keberhasilan pencapaian tujuan pertanian tidak lain adalah peningkatan produktifitas dan produksi pertanian.
“Jangan mimpi kita bisa berhasil mencapai tujuan pembangunan pertanian kalau tidak ada peningkatan produktifitas,” ujar Dedi.
Ditambahkannya bahwa inovasi teknologi bisa diimplementasikan dengan baik apabila ada “jembatannya”.
Jika ingin inovasi teknologi bisa diimplementasikan dengan baik oleh para petani maka harus ada jembatan antara produk, peneliti dan petani sebagai user dari inovasi teknologi tersebut.
Apabila jembatannya bagus maka lalulintas antara sumber teknologi dan petani akan berjalan dengan lancar.
“Jembatan tersebut tidak lain adalah penyuluh dan penyuluhan, berarti tugas penyuluh yaitu mengajak dan mendampingi petani agar mau dan mampu mengimplementasikan inovasi teknologi di ladangnya masing-masing sehingga produktivitas pertanian meningkat,” pungkas Dedi.
Pada kesempatan yang sama, Kepala BBPP Kupang juga menyampaikan laporan singkatnya. Sesungguhnya masih cukup banyak permintaan pegawai calon penyuluh pertanian yang sampai saat ini belum mendapat kesempatan untuk mengikuti pelatihan dasar fungsional penyuluh pertanian ahli.
Oleh karena itu pihaknya sudah mengeluarkan surat edaran agar para penyuluh pertanian di lapangan yang belum mendapat kesempatan untuk mengikuti pelatihan dasar fungsional penyuluh pertanian ahli maka bisa mengikuti pelatihan dengan biaya swadaya.
Namun memang ada beberapa daerah (kabupaten) yang sampai saat ini belum memberikan konfirmasi sehingga ke depannya perlu dilakukan kerjasama dengan dinas yang berada di Kabupaten/Kota di NTT.
“Selanjutnya, BBPP Kupang berencana untuk melakukan kegiatan demplot Integrated Farming dengan maksud agar nantinya pada saat menjadi PIC TOT Koorporasi jika Bapak Menteri Pertanian berkenan hadir dapat diajak ke lapangan untuk melihat hasil pelatihan Integrated Farming yang telah dilaksanakan di BBPP Kupang,” ujar Bambang.(*/ER/Rilis Berita BBPP Kupang).