BONE. NUSA FLOBAMORA – Peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) menjadi salah satu fokus Kementerian Pertanian (Kementan).
Peningkatan SDM yang profesional bisa dilakukan melalui pendidikan, pelatihan vokasi maupun sertifikasi profesi.
Dalam berbagai kesempatan, Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman berulang kali menyatakan bahwa penyuluh adalah pahlawan pangan dan garda terdepan swasembada pangan.
“Sebagai garda terdepan dan pahlawan pangan, kalian penyuluh jangan pernah mengeluh dan harus merubah mindset serta keluar dari zona nyaman apabila ingin berhasil,” ujar Mentan.
Untuk mendukung peningkatan kompetensi penyuluh pertanian, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) akan terus mendukung proses sertifikasi bagi penyuluh pertanian.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, mengatakan Kementan terus memprioritaskan berbagai program dan kegiatan yang mendukung ketahanan pangan dalam negeri.
“Saat ini fokus Kementan adalah mewujudkan akselerasi peningkatan produksi dan produktivitas pangan agar mampu swasembada. Pasalnya, penyuluh menjadi garda terdepan dalam peningkatan produksi dan produktivitas komoditas yang berdaya saing guna mewujudkan pencapaian swasembada pangan dan penerapan teknologi pertanian yang modern,” kata Santi.
Sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) BPPSDMP, Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang sebagai Tempat Uji Kompetensi (TUK) Mandiri bekerjasama dengan Dinas Pertanian dan Kesehatan Hewan menyelenggarakan sertifikasi profesi bagi inseminator ternak ruminansia besar (sapi / kerbau) di Kabupaten Bone.
Dalam sambutannya, Kepala Dinas Pertanian dan Kesehatan Hewan Kab. Bone, Andi Musafir menerangkan, Kabupaten bone merupakan kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan dengan populasi ternak sapi paling besar, mencapai 240 ribuan ekor.
Oleh karena itu jaminan terhadap kompetensi para inseminator yang melayani peternak menjadi salah satu kunci untuk dapat menjaga dan meningkatkan kualitas serta polulasi ternak yang ada.
“Jika ternak sapi di kabupaten ini bermasalah maka bermasalah pula sektor peternakan sapi di Sulawei Selatan”. Ungkap Andi.
Mewakili Kepala BBPP Kupang, Rip Krishaditersanto mengharapkan dari kegiatan ini nantinya, para peserta dapat meraih hasil maksimal dan memperoleh predikat kompeten.
Dalam kegiatan yang berlangsung selama 3 hari mulai tanggal 17 s.d 19 September 2024, TUK BBPP kupang menyasar sebanyak 36 inseminator dari kabupaten bone dan 10 inseminator dari Kabupaten Sinjai. (*/Rilis BBPP Kupang/SW&TM/ER)